24
februari 2012
derit
pintu seiring terbuka dengan senyuman
sapaan
ringan bercampur nada asing bergumam bersamanya
hanya
bisa duduk dan diam melihat keadaan yang ada
sebuah
kepolosan dan imam bonjol menjadi saksi sebuah keputusan
melangkah
kedalam keyakinan, namun beriringan dengan keraguan
adakah
pertanyaan yang muncul, namun sebuah tawa yang menyapa
pertanyaan
menjadi teman setia sarapan diufuk timur
kaki
enggan melangkah, namun hati seakan mendorong semakin jauh
pelan,
namun menjadi sebuah keputusan, keyakinan dan tanggung jawab
hujan
dan kabut menjadi langkah awal menembus dinginnya tekad
angin
sering kali berbagi cerita diantara kami
merangkai
sebuah tanya dan menjadi sebuah episode tak berujung
perlahan,
dan akhirnya terbuka, sebuah keyakinan didalam pilihan ini
sedikit
lari dan terbuang diantara terjalnya karang yang ada
sedikit
menangis diantara tawa dan senyum yang mengikuti
dan
akhirnya menjadi sebuah pertanyaan baru yang semakin mengikuti
diam,
menjadi pilihan yang paling bijak untuk menjadi pengecut
maju,
namun terbunuh menjadi sebuah pilihan yang tak perlu ada
duduk
diam, memrangkai makna yang tersembunyi diantara mimpi
melempar
batu dan akhirnya tertawa menengok kembali ke pintu
bukan
sebuah sisi idealis yang muncul, namun sebuah pilihan yang kembali ada
bersama
seiring langkah yang semakin tertutup,
berdiri
berlari dan terjungkal ke dalam lubang tikus
sesak
menusuk sela-sela dada, dan terhenti turun ke ulu hati
suara-suara
semakin jauh menghilang, tangan pun tak ada yang menggapai
hening
kembali menjadi musuh yang setia menemani
sesaat
tertegun lalu kembali bernafas, mungkin tangan sudah tak tergapai
namun
hati dan fikiran tak akan pernah hilang
berganti
membayangi langkah yang terhapus perlahan
semua
terhenti pada satu titik, ini hanya sebuah proses
Tidak ada komentar:
Posting Komentar