Kamis, 09 Agustus 2012

KABUT MAHAMERU



     Malam itu 21.30 kami ber-enam berdiri di lorong stasiun poncol, ditemani tas daypack dan carrier dipunggung menunggu kereta api matarmaja yang akan mengantarkan kami ke MALANG, tujuan awal kami sebelum akhirnya kami menapakan kaki di bumi semeru, ranupani lumajang jawa timur. kereta datang pukul 22.10 lebih lambat 15 menit sesuai jadwal yang tertera di ticket. kami pun masuk gerbong, suasana gerbong kereta api kelas ekonomi memang lumayan parah, orang tidur berserakan di tengah-tengah jalan gerbong, bahkan ada yang tiduran di koridor pintu masuk kereta dan di depan toilet umum sekalipun, hmm pemandangan yang lumayan miris, belum lagi lalu lalang pedagang keliling yang menggantungkan hidupnya dari hasil berdagang diantara gerbong demi gerbong kereta tersebut. kami akhirnya menemukan tempat duduk yang tertera di ticket kami, tas kami letakan, kami mencari posisi masing-masing, sampai akhirnya singek sama pepi lebih memilih duduk di lorong pintu masuk kereta dan di depan toilet, diikuti trucuk yang menyusul, aku hanya duduk mencoba menikmatai perjalanan ini, samy dan cendol udah mulai terlelap dalam mimpinya. Pukul 9 pagi akahirnya kereta matarmaja merapat ke stasiun Kota malang, kaki kami serasa mulai bergetar menuju tempat tujuan kami yang selanjutnya. Ramai lalu lalang calo angkutan umum mendekati kami, menawarkan jasa perjalanan singkat menuju tempat tujuan kami, maklum karena kami bawa tas daypack sama Carrier para supir sudah menduga kami akan  naik gunung, dan tawar menawar terjadi, akhirnya kami ber-enam langsung naik angkot dengan tarif carteran 70 ribu untuk 6 anak untuk sampai ke tempat singgah yang ke 2 yaitu pasar Tumpang Kabupaten Malang. jam 10.00 kami sampai di Tumpang, sedikit lapar dan mencukuppi perbekalan, singek dan pepi mencari makanan, sedangkan cendol dan samy mencari bahan makanan tambahan, sedangkan aku mengurus calo yang kembali menghampiri kami, biaya carter emang lumayan berat diongkos, tiap kali naik, jip/truck dibanderol 450 ribu sekali tarik, yah beban yang lumayan berat untuk dipikul kami ber-enam, lalu kami disuruh menunggu rombongan lagi untuk memotong anggaran yang lumayan wah lama menunggu akhirnya ada 2 teman dari bandung datang, langsung saja aku ajak ngobrol dan berkenalan seraya aku tawarin bareng naik truck biar memotong iuran harga yang kami pikul masih tergolong berat, namanya Ichsan dan Gika dari UNPAD Bandung. kami kembali menunggu siapa tahu ada rombongan lagi yang datang, hmm setelah 1-2 jam berlalu calo aku berdiskusi dengan calo dan akhirnya harga turun menjadi 370 ribu untuk 8 orang, akhirnya kami berangkat menuju base camp gunung semereu, yaitu Ranupai di kabupaten lumajang jawa timur.
      sepanjang jalan Tumpang ranupani, terhampar luas kebun apel khas malang yang terkenal, dan puncak semeru yakni mahameru terlihat megah dikejauhan menatap kami dengan tatapan penuh keagungan, tak luput pemandangan hamparan savana dan punggungan gunung bromo yang memang tergolong satu kesatuan pegunungan dengan semeru, menyapa kami dalam sendu dan keindahannya, membuat perjalanan serasa semakin menarik untuk dilalui. jam 13.30 akhirnya kami sampai di base camp Ranupani, Lumajang Jawa Timur, kami langsung menuju pos pendataan dan distribusi pendakian, untuk mengisi persyaratan administrasi sebelum melakukan pendakian, biaya masuk total kami berenam sebesar 41500 ribu. Kami putuskan untuk sholat dan mengisi perbekalan air secukupnya untuk perjalanan menuju camp pertama yaitu ranu kumbolo yang berjarak sekitar 10 km dari pos ranupani dan estimasi waktu standar 4-5 jam untuk sampai. pukul 14.10 kita mulai berangkat melewati jalur watu rejeng, karena ada 2 jalur yang umum dilalui dari ranupani yaitu watu rejeng dan gunung ayek-ayek namun untuk jalur umum biasanya melewati jalur watu rejeng, perjalanan melewati jalan berpaving block diawal dan  sebagian jalur, sampai akhirnya kita tiba di Ranu Kumbolo Pukul 17.30. kami langsung berbagi tugas, karena hari sudah mulai gelap dan kami mulai kedinginan. Pepi,Trucuk dan cendol bagian masak, aku Samy dan Singek bertugas mendirikan tenda, tenda pun berdiri, dan semua barang kami masukan kedalam tenda, namun tragedi KOMPOR MBLEDUK terjadi, kompor gas mini yang kami bawa terbakar bersama gas nya, seketika trucuk menjauh dan pergi, kepanikan terjadi, bahkan disela-sela kepanikan kami ada beberapa rombongan lain yang menghitung 1............. 2..............3.............. seakan seperti akan meledak, samy dengan sigap mengambil air dan menyiramkannya, namun bukannya kompornya yang disiram, justru tempat nesting yang disiram, alhasil api tetap tak bergeming, sampai akhirnya ku lepas bajuku dan ku lempar diatas kompor, dan akhirnya kompor pun mati dan aku langsung melepas tabung gas dari kompornya. Seketika semua terdiam dan terhenyak, namun ku anjurkan mereka untuk memasak menggunakan mini trangi berbahan bakar spiritus yang kami bawa. Malam semakin menjelma, dan tubuh lelah kami telah terisi sedikit nasi yang kami masak dengan trangia, namun sedikit kekhawatiran masih tergambar jelas di dalam benak, semoga masih ada harapan untuk hari esok…………………
        esok hari pagi masih dingin di ranu kumbolo bangun tidur sudah dibuat emosi, kita sengaja menempatkan teras tenda kami menghadap ranu kumbolo, agar nanti ketika bangun tidur bisa bersantai di dalam tenda dan menikmati keindahan ranukumbolo, namun apa dikata ketika kita membuka pintu tenda seketika yang kami lihat adalah sebuah tenda yang berdiri tepat didepan pintu kami, seketika sontak singek yah berulah, aku bisiki saja, "ngek ayo kita cabutin pasaknya" hahah entah kenapa niat jahat itu kami urungkan, tiba-tiba si pemilik tenda bangun dan menawarkan segelas kopi serta beberapa snack kepada kita hahahah sejenis suap dan permohonan maaf kelihatannya hahahahah. cukup lupakan saatnya menikmati ranukumbolo dipagi hari, foto-foto yeah akhirnya masalah semalam kembali, hahahah singek berucap kalau kompornya rusak hmmm spiritus pun hanya tinggal satu botol ukuran 600ml, lalu apa yang harus dilakukan? hahahah sebagai yang katanya paling tua yah, seketika memperbaiki kompor, akhirnya bisa namun pengaturan api pada kompor gas tidak bisa distel terpaksa kita pagi ini masak pake mini trangia yang aku pake bwt jaga-jaga. hmmm akhirnya aku putuskan mencari rombongan adik angkatan geografi yang katanya juga mau turun dan masih ngecamp di ranu kumbolo, setelah beberapa menit mencari, aku main ke tenda dan sedikit basa basi, akhirnya kita dapat tambahan satu botol ukuran 600ml spiritus untuk tambahan buat masak hahahah lumayan lah sedikit mengemis untuk asa esok hari, ok siap, masak packing zzzzzzz.
       yosh kita berangkat, carier dan tas sudah dipunggung, berderet rapi dibawah tanjakan cinta hahahah sudah pada tahu kan mitosnya, jadi kaga usah dijelasin hahaha, singek dengan pedenya naik tanpa henti hahahah kita mah santai saja, pelan-pelan hahahah yang penting sampai lah hahahah agak lama juga akhirnya vuma singek yang bertahan sampe puncak tanjakan tanpa berhenti dan tanpa melihat kesamping hahahah. yup sampai diatas tanjakan cinta menghampar oro-oro ombo yang menawan hahahahah indah ilalang terhampar luas, konon katanya kalau musim berbunga, bunganya bisa berwarna ungu seperti lavender, namun sayangnya ilalang sehamparan ini adalah hama bagi ekosistem alami oro-oro ombo yang sebenarnya adalah rerumputan pendek. yoh kita seberangi oro-oro ombo dengan ngakak hahahahahaa. drap drap drap tim 6 orang kita bagi jadi 2 tim, satu tim masing2 3 orang, apapun yang terjadi pertim tak boleh saling meninggalkan, yosh jalan pelan-pelan hap hap hap, eh ketemu sama mas dika dan mas ikhsan duo dari bandung yang sedang sibuk menggali tanah untuk, ya tahu sendiri lah hahahah sedikir hasrat buang air besar, yak kita tinggalkan mereka kita fokus jalan santai dan pelan-pelan saja hop hop hop, samppai di jambangan sudah nampak menjulang puncak mahameru yang megah dan hamparan edelweise di jambangan, ayo semangat tempat camp kalimati sudah dekat, drap-drap sampailah kita di kali mati ho ya....
      di kalimati kita putuskan ngecamp masak dan bersiap untuk summit attack pukul 23.30 nanti malam, yok kita siapkan kompor gas, kita memasak di tengah pasir, kalau tahu2 kompor apinya besar kan bisa langsung dipadamkan dengan pasir, yak anak-anak mulai menyalakan kompor, dan hore akhirnya menyala, namun bagaimana cara mematikan kompornya? yap langsung kuambil pasir dan kusiramkan keatas kompor hahahahah tragedi kompor pasir, api padam dan kita bersorak bisa makan kayak orang gila hahahah tak peduli pendaki lain lihat, toh mereka tak tahu apa yang kita alami waktu itu hahahahahahah. masak-masak mari kita masak foto-foto mari kita foto hahahah yups kita masak dan mendirikan tenda, hmmm itirahat sejenak, sore kita masak lagi, dan yeah persediaan air masih banyak hahahah kita terlalu takut dikalimati tak ada air sampai-sampai masing-masing tah minimal bawa air 3 botol ukuran 1,5 liter sekalian kanan kiri as juga didisi masing-masing 1 botol air sebanyak 600 ml hahahha berat yang terpuaskan oleh pemandangan, malam mnenjelang dingin memuncak, pepi yang masih pemula naik gunung kita suruh cari kayu bakar hahahah kita bakaran ditengah pasir saja biart tak merusak rerumputan, yok pepi nytari pohon dan ranting tumbang, akhirnya kita menyalakan api, beberapa rombongan datang dengan pede hanya menawarkan segelas kopi ia menikkmati kehangatan api unggun hahahah wajah bengong anak-anak membuat ku tertawa wkwkwkwk, membayangkan kita buat api susah-susah dia dengan modal segelas kopi menikmati kehangatan hahahah, ya sudahlah berbagi hahah dan akhirnya pepi lagi harus masuk hutan buat nyari kayu, hahaha kayu malah terlalu banyak, dan waktu sudah menunjukan pukul 20.00 saatnya kita tidur buat nanti summit atack, ayo masuk tenda, dan padamkan api zzzzzz. 
      tetetetetetet alaram pukul 23.00 berbunyi, aku bangunkan semua anak-anak yeah kita masak-masak sebelum naik, oh tidak mountain sicknes (penyakit gunung) melkanda hahahah aku mual-mual, ok lah udah biasa aku minum salah satu penghilang masuk angin, dan ayo kita naik, semua mulai siap, namun ada yang kebangetan, singek, cendol, trusuk, samy dengan pedenya hanya memakai celana pendek buat naik yaelah buset mau nyari mati bang? mereka tetap ngeyel ya udah hanya aku  yang pake celana panjang, dan aku, pepi, dan trucuk yang memakai sepatu, karena ngeyel yasudah kita paksakan jalan saja, dengan pengetahuan yang nol tentang jalur, kita bermodalkan nanya pendaki dan papan penunjuk arah akhirnya kita jalan pelan-pelan, sampai di arcopodo aku mual-mual yah akhirnya aku mutah dan badan semakin lemas, team dibagi 2 lagi aku trucuk dan pepi membawa satu tas daypack isi logistik dan juga p3k, singek samy dan cendol sam bertiga juga, yosh dipaksakan akhirnya kita naik pelan-pelan, singek yang ceroboh merasa kepanasan melepas jaket dan memberikannya kepada samy untuk dimasukan kedalam tas, dan awal dari cerita kabut mahameru dimulai.
       setelah naik team mulai terpecah belah, trucuk yang awalnya membawa tas dan logistik bersama ku dan pepi nyusul naik keatas karena ada pendaki lain yang kakinya kram, singek menghubungi trucuk menggunakan ht yang kita bawa sebagai alat komunikasi, akhirnya dibelakang tinggl aku dan pepi yang jalan tanpa perbelakan logistik sama sekali, singek, cendol dan trucuk jauh didepan hampir mendekati puncak, samy beserta rombongan lain berada ditengah menunggu aku dan pepi yang terseok-seok dibawah, lapar dan haus kami pendam, dingin yah namanya juga resiko, nampak banyak sorot lampu dibawah kami, pertanda banyak pendaki yang naik, ayo semangat. bersama pendaki asal aceh aku berjalan berdua, tak kulihat pepi yang sudah maju agak jauh, dikejauhan nampak sunrise yang indah memberikan asa, setidaknya ada obat kedinginan yang bisa menyembuhkan kami hahahah, dan ketika sunrise menyapa, seketika kabut menyelimuti kami, hahahah hamsyong dah sunrise nya, kabut tebal semakin membuat dingin tubuh kami, dikejauhan aku lihat tubuh yang tidur diatas batu dan berlapi, embun froost di tubuh bagian atasnya, ya elah ternyata adiku pepi kedinginan, hampir gejala hipo dia, aku ambil korek api, bah kata-kata hewan keluar dari mulutnya, namun itu membuatku lega akhirnya ia sadar, aku ambil dan aku nyalakan rokok untuknya agar ia bisa hangat, yak sedikit air dari pendaki lain membuat dia bisa jalan, ayo puncak sedikit lagi. dari atas nampak sorot lampu mulai memudar, ah mungkin banyak pendaki yang turun dan menyerah untuk naik kepuncak. dengan semangat aku naik keatas dengan sedikit emosi juga pada anak-anak, masak yang dibelakang ditinggal tanpa bekal, kalau pepi hypo beneran bagaimana, hmm dengan amarah ayo naik.
        sudah hampir setengah perjalanan menuju puncak, bah kaki sudah gemetaran hahah kabut tak terasa semakin tebal, dingin menusuk sampai kedalam tulang, tapi aku ingat anak-anak yang tak memakai celana panjang apa yang mereka rasakan ya? hmm sedikit kekhawatiran aku panggil nama mereka, trucuk.............. krik krik krik tak ada sautan panggilan, aku panggil lagi singek................. krik krik lagi bah semakin khawatir bercampur emosi, adikku pun mengajakku untuk turun saja, namun aku paksakan naik saja, puncak sudah dekat pep, teman-teman juga pasti sudah menunggu diatas, pepi aku suruh naik sendiri duluan karena hari sudah mulai cerah, jalan terjal menanjak berpasir tepat didepan hidungku hahahah syock hati hahah sempat terjatuh juga karena pasir ku longsor, ada tangan kecil menggapaiku, hahah tangan seorang wanita, tak kenal lah dan tak nampak lah mukanya, karena jaket dan pelingdung kepala menutupi hampir semua tubuh dan wajahnya , hmm dihinggapi gengsi, masak wanita aja kuat, yak akhirnya aku pelan-pelan naik, beberapa meter lagi aku sampai puncak terdengar teriakan puncak-puncak, kontan semangat untuk naik, bah akhirnya sampai dipuncak, beberapa pendaki yang berpapasan menyalami dan menanyaiku "selamat mas kita udah dipuncak" kabut tebal membuat kita semua pendaki seperti saudara seperjuangan, namun dalam hatiku bergumam "kalau ketemu anak-anak akan kupukul satu-satu, masak yg belakang gak dikasih logistiki" dikejauhan nampak 3 orang bercelana pendek duduk berselimutkan sarung untuk bertiga, yah ternyata itu teman-teman, seketika air mata tumpah, akhirnya mereka selamat, segera kupeluk satu-satu sedikit untuk menghangatkan, minuman jahe yang kita bawa pun menjadi sedingin air kulkas hahahah, kupaksa mereka untuk berdiri, kita ambil beberapa photo kenang-kenangan, lalu kita cepat turun, yak dengan kedinginan kita akhirnya sepakat untuk mengambil beberapa photo, trucuk dan chendol yang sudah kedinginan tak bisa apa-apa selain hanya diam menggigil, disudut jauh aku lihat mbak-mbak tadi yang menolongku menggelar sajadah dan sholat, bah keindahan tersendiri, yapayo kita turun, beberapa orang menyapa kamu, gak dingin mas pakai celana pendek " hahahah kita tertawa kecil" lalu pergi menghilang diantara kabut, jalan turun terasa terjal hahahah curam dan berbahaya, pepi yang lari hampir saja terperosok ke arah jurang, untung dia tepat menjatuhkan diri bagian kaki dulu, sehingga hanya bagian kakinya terutama sepatu yang robek kena sayatan batu dan kerikil, bayangkan kalau pakai sandal? bisa sobek tuh kulit, kita turun penal dan menikmati kabut tipis mahameru, tertawa dan saling memaki karena kesal, hahahah namun selalu gelak tawa yang jadi akhir cacian. hahah kita naik dari kalimati pukul 24.00 singek cendol dan trucuk sampai area puncak pukul 04.00 mereka katanya tidur dibawah batu area puncak, sampai sekitar pukul 04.30 samy membangunkan mereka, dan sampai dipuncak sekitar pukul 05.00 sedangkan aku sampai puncak pukul 05.30, bah pengalaman yang mengharukan hahah, sampai di kalimati kita langsung istirahat masuk tenda, karena hari masih pagi, capek dan dingin teman-teman hahahah gerimis pun seakan menyapa hahahah, bangun jam 14.00 aku dan duo bandung mas gika dan mas ihsan memutuskan tancap gas menuju ranukumbolo, yak 14.30 kita mulai berangkat ditemani gerimis mulai berjalan menyusuri kalimati, jambangan dan sampai di oro-oro ombo yang sudah banjir sekitar mata kaki hahahah kayak dirawa-rawa film anaconda 2 hahahah kita malah main kayak di film-film wkwkwk kaga dewasa-dewasa hahahah, sampai di ranu kumbolo sepi sekali kawan hahahah hanya ada sekitar belasan tenda, akhirnya kita putuskan mendirikan tenda di depan shelter yang disediakan pihak TNBTS untuk meminimalisir efek dingin dan hujan, yak ayo kita bangun tenda, masak dan tidur hahahahah malam, hahah kita bukannya tidur malah perang kentut wkwkwk sama bercanda jorok wkwkwk sampai-sampai mbak-mbak yang tidur di dalam shelter ikut ketawa karena candaan kami, whakakak trucuk mutah karena kalah dan tak betah dengan perang kentut wkwkwkwk ngakak sampai akhirnya tidur pulas kita semua.
        malam sangatlah gerah, bahkan sleeping bed yang kami pakai terpaksa sebagianh kami lepaskan, namun dipagi hari ketika kita akan subuhan hahahahh terdengar gigilan di pojok tenda, whakakak trucuk kedinginan wkwkwk sudah makai sleeping bed sendirian masih kedinginan pula hahahahah ayo sholat sekalian kita masak-masak hahahah, pagi mendung dan kabut tipis memeluk ranu kumbolo, hjahahah total hanya ada sekitar 6-7 tenda yang berdiri di ranukumbolo, hellooo sepi dah hahahah ranukumbolo seperti milik pribadi hahahah, kita nyanyi, nari, jempalitan, narsis hahahah sepi dah wklwkkw. masak masak dimulai, berbekalkompor gas yang kemarin sudah lumayan bener hahaha kita masak mewah (menurut kami) sarden, telor, kentang, mie, roti bakar, nasi disiapkan hahahah bah ketika sudah selesai dan hampir makan, betapa kita ngiler dan sakit hati, bahan makanan yg menurut kami mewah ini (maklum pendaki alakadarnya) hahah langsung tertampar oleh masakannya mas gika dan bang ihsan, bayangkan cuma berdua tapi masakanya nasi goreng sossiz, ayam, nah tetek bengek 4 sehat 5 sempurna ada semua lah wkkwkw ya udah buat pengalaman besok kita bawa bekal yang sehat hahahah mari makan zzzzz.
       makan sudah selesai kita packing hahah perjalanan pulang siap menanti kawan-kawan hahahah kita menikmati jalan pelan-pelan hahahah santai kita mengitari ranukumbolo, bah rasanya tak akan terlupakan, samar kabut tipis pun menyelimuti tubuh kami hahahah ayo jalan terus sampai ranupane hahahah, kita berdelapan jalan santai sampai di ranupane, sudah kesorean kita nyari rombongan lain untuk mengiritkan biaya ongkos kami hahahah yap patungan-patungan duit buat kita turun hahahah  ya udah talangin dulu nanti dibawah baru totalan hahahah. sampai dah akhirnya di pasar tumpang, bah bingung tiket kereta masih besok sore, nah ini sampai besok mau nginep dimana? bah akhirnya uang iuran dikumpulkan, dan ini ini keajaiban chendol wkwkwk dia ke semeru cuma bawa uang saku 50 ribu wkwkwk aku ngakak aja kok bisa hahah yang lain pada emosi hahah walaupun sudah beli tiket pulang tapi ya masak uang saku 50 ribu wkwkwk, kita berenam kumpulin semua uang kita, hahahah ada 85ribu buat hidup 6 orang sampai pulang ke semarang hahahah mana angkot nya minta 100 ribu sampai stasiun malang kota lagi hahahaha lobi lobi sama calo dah wkwkwk aku yang katanya tua dikerubuti 4 supir hahah niatnya mau malak kayaknya wkwkwk nah yang dipalak apaan? uang aja kaga punya hahahah. tiba-tiba mas gika nawarin tumpangan hahah kita suruh gabung mas gika dan mas ihsan tidur di saudaranya yang dimalang, tapi mas gika juga blm pernah main ke rumahnya jadi kita sama-sama gak tau alamatnya hahah ya udahlah modal nekat kita akhirnya naik angkot jalur umum aja menuju terminal arjosari, masing-masing penumpang kena 10 ribu, karena harus lewat jalan memutar akibat jalanan macet, walaupun tarif normal angkot sekitar 6-7ribuan lah gpp, hahah uang kita tinggal 20ribu wkwkwkwk ngakak dah. sampai di arjosari kita ber delapan kayak gelandangan nunggu jemputan hahah kaga mas gika aja lupa wajah saudaranya apalagi kita yang kebetulan numpang bareng hahahah bengong-bengong dah wkwkwkwk. akhirnya kita ditampung saudaranya mas gika, bah makan minum terjamin, bahkan besoknya sebelum balik ke stasiun kita sempet2in juga dikasih bekal perjalanan untuk selama dikereta hahahah kita mah bahagia pastinya hahah uang 20 rebu hahahah buat bekal perjalanan sampai semarang hahahah. cus esok harinya kita berpisah ama mas gika yang ke bandung dan saudaranya mas gika yang nyelamatin kami hahahah kita naik kereta ke semarang hahahahah, capcus..... kereta berangkat, langsung saja kita makan bekal yang dikasih saudaranya mas gika hahahah, makan-makan, namun ditengah perjalanan hahahah kepalaran dan kehausan melanda, akhirnya 20 rebu buat beli 2 botol  1,5 liter air mineral dan 2 bungkus kerupuk  untuk 6 orang selama perjalanan uang sisa 10 rebu hahaha buat jaga-jaga aja kalau ada apa -apa jhahahahah selama diperjalanan camilan hanya gula jawa wkwkwkwk ayo tidur semoga tiba-tiba sudah pagi hahahah, hingga akhirnya kereta menghantarkan tidur dan kekonyolan perjalanan kami, woy mahameru tunggu kami lagi ya, makasih kabut dan ceritamu, kau adalah pondasi besar kehidupan kami, terima kasih, dan akhirnya suara gema sahur mengiringi kedatangan kami sampai di semarang :) terima kasih semeru terima kasih kabut mahameru :)

Kamis, 26 Juli 2012

ini ILUSI


pada suat ketika, ditanah kering yang hampa
duduk sembari menatap bulan yang ranum
bersama kabut dan secangkir cerita kehidupan
ada dunia yang memandang jauh kedalam diri


terhenyak, hujan turun, dan perlahan semua hilang
kabur dalam mata, berbisik dalam telinga yang kosong
tertegun, seakan tak percaya, bulan kembali menutup mata
hingar cerita berlalu seperti butiran pasir diantara debu semeru


menghela nafas, seketika terdiam, termenung
sesaat kembali bangkit dan duduk dalam peraduan
inikah sebuah kenyataan yang ada dalam memori
atukah sebesit cerita bergambar dalam dimensi 


hanya bisa tertawa dalam hati, bergumam
langkah tetap mengayun dalam ragunya
berharap ini hanya sebatas sugesti diri
hingga akhirnya kaki letih dan terhenti pada satu titik


inikah ilusi itu? hanya tetesan yang temani
berbicara lantang dalam hati, namun bibir beku
puncak.... puncak.... dan puncak...........
hanya terbekas satu kalimat, pelukan tangis datang


aku, dia, mereka, dan kita, adalah sama
berjalan dalam batas ilusi yang tak pernah tahu
berbicara dalam nada sumbang penuh kepalsuan
namun sendiri terbuka, dalam kabut Ilusi Mahameru.

Matarmaja yang sunyi


besi tua tersusun rapi diantara tumpukan kepalsuan
warna-warna yang ada memudar dan berderit
tubuh dalam nyawa bergantian tergeletak tanpa tuan
seketika kaki hanya bisa berjinjit dan berharap cepat berlalu


plastik yang keras kembali menjadi tumpuan perjalanan
lorong sempit semakin membumi dan penuh sesak
tak ada perbedaan hanya sebatas personifikasi yang ada
ini bukan mimpi, ini matarmaja ia bernama


peluh dan suara-suara penuh harapan bersautan
menjajakan cerita dan penghidupan yang semakin sempit
terhimpit waktu dan sesak dengan semua kemunafikan
duduk dan termenung, disudut jalan yang tak berujung


lamunan berganti seruan, memandang jauh kedalam diri
ada secercah cerita diatas asap-asap yang ber"Tuhan"kan manusia
akhirnya biji kehidupan kembali ke peraduannya
beralaskan kebencian, dan berselimutkan dendam


sesuatu terjadi, laju semakin cepat dan gelap semakin senyap
mengantarkan nada-nada minor yang lapuk termakan emosi
cerita seakan tak berujung, lalu lalang semakin padat
ada tanya dalam diri, kapankah semua ini berakhir


besi kembali tak bersuara, seketika keheningan buyar
kesendirian berganti cahaya pagi yang damai
keserakahan seakan hilang tergerus dalam ego
dan akhirnya semua kembali seperti awal, matarmaja namanya

Kamis, 12 Juli 2012

Efek Rumah Kaca


Efek Rumah Kaca adalah Grup musik asal Jakarta yang digawangi Cholil Mahmud (gitar,vokal), Adrian Yunan Faisal (bass), Akbar Bagus Sudibyo (drum)ini terbentuk tahun 2001. Setelah mengalami beberapa kali perubahan personil, akhirnya mereka memantapkan diri mereka dengan formasi 3 orang dalam band-nya. Sebelumnya, band ini bernama "Hush" yang kemudian diganti menjadi "Superego", yang kemudian berubah lagi pada tahun 2005 menjadi Efek Rumah Kaca. nama ini diambil dari salah satu judul lagu mereka.


Sejak merilis debut album self title pada September 2007 (di bawah Indie Label Paviliun Records), ERK mendapat respon positif dari berbagai media dan kalangan . dan Lagu yang paling sering diputar dan di request di TV dan radio adalah " Cinta Melulu" .


Sejak awal kemunculan mereka, banyak pihak yang menyebutkan bahwa warna musik Efek Rumah Kaca tergolong dalam post-rock, bahkan ada yang menyebutkan shoegaze sebagai warna musik mereka. Tetapi, Efek Rumah Kaca dengan mantap menyebutkan bahwa warna musik mereka adalah pop, karena mereka merasa tidak menggunakan banyak distorsi dan efek-efek gitar dalam lagu-lagu mereka seperti selayaknya musik rock.


Bukan hanya sekedar Hiburan saja yang mereka berikan tapi banyak manfaat positif dari lagu-lagu yang mereka ciptakan karena banyak lagunya yang menginspirasi tentang keadaan hari ini ( Politik, sosial, Budaya , Psikologis dll.) Lirik dan tema lagunya pun sangat variatif dengan melihat berbagai sudut pandang dan kekayaan pilihan kata. Namun, sangat disayangkan karena musisi seperti ini tergolong Disingkirkan dari Musik Industri Indonesia dan dianggap menjadi benalu dalam pasar musik indonesia.


Dan ini adalah salah satu List lagu-lagu Efek Rumah Kaca
> Di Udara
> Mosi tidak Percaya
> Kenakalan Remaja di Era Informatika
> Cinta melulu
> Desember
> Melancholia
> Jatuh Cinta itu Biasa
> Kau dan Aku Menuju Ruang Hampa
> Jalang
> Insomnia
> Belanja Terus Sampai Mati
> Balerina 
> Hujan Jangan Marah
> Kamar Gelap 
> Tubuhmu Membiru
> Jangan Bakar Buku




Karir


Efek Rumah Kaca (Paviliun Records) (2007), Kamar Gelap (Aksara Records) (2008), Album Kompilasi Science In Music (2008), Peace - Amnesty International Compilation (2010)


mereka telah mendapat berbagai penghargaan dibidang musikalisasinya, diantaranya adalah :


Nominator AMI Award 2008


Rookie of the Year 2008, Rolling Stone Indonesia


Peraih MTV Music Award 2008, kategori The Best Cutting Edge




Sumber : 



http://www.iyaa.com/hiburan/actor/1214628_1777.html


http://arkadiuswellyam.wordpress.com/2011/05/06/efek-rumah-kaca-berani-tampil-beda/


http://selebriti.kapanlagi.com/indonesia/e/efek_rumah_kaca/


Inilah Isu-isu Lingkungan Terpenting Abad 21


Perubahan cara kita mengelola lahan dan masalah yang ditimbulkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir menjadi dua isu lingkungan terpenting abad 21. 
Perbaikan dramatis pada cara kita mengelola lahan dan memilih energi menjadi kunci kesuksesan memasok makanan, menghemat air dan mengatasi masalah perubahan iklim pada abad 21.
Hal ini terungkap dalam Buku Tahunan Program Lingkungan PBB (UNEP’s Year Book) 2012 yang diterbitkan minggu lalu. Menurut UNEP, selama 25 tahun terakhir, sebanyak 24% wilayah daratan dunia sudah mengalami penurunan kualitas dan produktifitas akibat pola pengelolaan tanah yang tidak berkelanjutan.
Cara bertani dan mengolah lahan konvensional yang eksploitatif memicu erosi tanah 100 kali lipat lebih cepat dibanding cara alam membentuknya.
Pada 2030, jika kita tidak mengubah cara kita mengelola lahan, lebih dari 20% habitat di darat seperti hutan, rawa-rawa dan padang rumput di negara berkembang, akan segera berubah menjadi lahan garapan.
Hal ini akan menyebabkan kerusakan parah pada keanekaragaman hayati dan layanan ekosistem penting seperti material, air dan energi yang kita gunakan.
Dampak cara kita mengelola lahan terhadap perubahan iklim juga sangat besar. Tanah mengandung bahan-bahan organik yang berfungsi sebagai penyimpan karbon dalam jumlah besar. Bahan-bahan organik ini juga berfungsi sebagai pengikat nutrisi yang diperlukan tanaman untuk tumbuh dan memungkinkan tanah meyerap air hujan.
Sejak abad ke-19, sekitar 60% karbon yang tersimpan di tanah dan tanaman hilang akibat perubahan penggunaan lahan, seperti untuk lahan pertanian dan pemukiman penduduk.
Tanah di dunia sedalam satu meter, diperkirakan menyimpan 2.200 Gigaton atau 2.200 miliar ton karbon – lebih banyak dibanding jumlah karbon yang tersimpan di atmosfer.
Jika cara pengelolaan lahan tradisional berlanjut, karbon-karbon ini akan terlepas ke atmosfer yang akan memerparah pemanasan global yang diakibatkan oleh pembakaran bahan bakar fossil.


Kerusakan pada lahan-lahan gambut saat ini memroduksi lebih dari 2 Gt emisi karbon dioksida (CO2) per tahun – setara dengan 6% emisi gas rumah kaca yang diproduksi oleh manusia. Dan tingkat kerusakan lahan gambut saat ini 20 kali lipat lebih cepat dibangkit kapasitas lahan gambut untuk menyimpannya.
Buku tahunan yang diluncurkan empat bulan sebelum Pertemuan Rio+20 ini juga membahas tantangan besar untuk menon-aktifkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang sudah berakhir masa pakainya.
Dalam sepuluh tahun ke depan, jumlah PLTN diperkirakan akan bertambah 80 unit. Pada saat yang sama, PLTN generasi pertama juga akan berakhir masa pakainya.
Terhitung Januari 2012, sebanyak 138 PLTN akan dinon-aktifkan di 19 negara, termasuk 28 di Amerika Serikat, 27 di Inggris, 27 di Jerman, 12 di Perancis, 9 di Jepang dan 5 di Federasi Rusia. Namun dari semua PLTN yang akan dinon-aktifkan tersebut hanya 17 yang sudah berhasil dinon-aktifkan dengan aman.
Negara-negara maju kini juga tengah meninjau kembali program nuklir mereka sejak terjadinya tragedi tsunami yang merusak PLTN di Fukushima dan wilayah lain di Jepang pada 2011.
Sementara jumlah negara berkembang yang berencana membangun PLTN baru semakin banyak dan PLTN tua yang akan dinon-aktifkan juga terus bertambah.
Menurut UNEP, biaya untuk menon-aktifkan PLTN tergantung dari tipe, ukuran, kondisi dan lokasi reaktor serta kedekatannya ke fasilitas pembuangan limbah nuklir.
Di Amerika Serikat, biaya rata-rata untuk menon-aktifkan PLTN mencapai 10-15% dari modal awal. Sementara di Perancis, dalam kasus reaktor Brennilis, biayanya mencapai 60% dari modal biaya pendirian. Biaya ini diperkirakan akan terus meningkat pada masa datang.
Menurut Achim Steiner, Direktur Eksekutif UNEP, dua masalah besar di atas – yaitu tata kelola lahan dan penon-aktifan PLTN – akan menentukan masa depan dunia. “Pertanyaannya adalah, apakah dunia nanti mampu memerangi dampak perubahan iklim dan mengatasi limbah berbahaya termasuk limbah nuklir,” ujarnya.
Untuk itu dunia perlu memertimbangkan masak-masak cara mereka memilih energi dan mengelola lahan. Semua demi keselamatan dan kesehatan generasi mendatang.
Redaksi Hijauku.com

Bayi Badak Andatu, Setelah 124 Tahun


Nama Andatu singkatan dari anugerah datang dari Tuhan. Bisa juga singkatan dari Andalas dan Ratu, kedua orang tuanya.

Andatu, bayi badak yang lahir di Way Kambas, Lampung, Sabtu dini hari (23/6). Kelahiran badak Sumatra di penangkaran baru terjadi tiga kali dalam satu abad terakhir. Kelahiran bayi jantan ini merupakan yang keempat di penangkaran.(Mongabay)
Ratu (12), induk betina badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis), tiduran di bawah pepohonan Taman Nasional Way Kambas, Lampung, Senin (25/6). Andatu, bayinya yang baru berumur tiga hari, tenang menyusu.

Pemandangan itu tidak biasa. Bahkan, sangat istimewa. Andatu merupakan bayi badak Sumatra pertama di Asia yang lahir dari perkawinan induk di penangkaran. Ayahnya, Andalas (11), pejantan yang lahir di Kebun Binatang Cincinnati, Amerika Serikat, yang di tahun 2007, didatangkan dari Suaka Rhino Sumatra (SRS).

Kelahiran Andatu sangat dinanti banyak pihak. Bayangkan, sejak penangkaran badak pertama kali, 124 tahun silam di India. Tak heran, begitu Ratu hamil lagi (dua kehamilan sebelumnya keguguran), tim dokter dari Indonesia, Australia, AS, dan Badan Konservasi Dunia (IUCN) mencurahkan perhatian khusus.

Proses Ratu melahirkan di salah satu kandang SRS dipantau ketat lewat kamera khusus, hingga kelahiran Sabtu pekan lalu (23/6) pukul 00:45. "Begitu lahir, kami bersorak melebihi merayakan gol," kata Widodo Ramono, Direktur Eksekutif Yayasan Badak Indonesia (Yabi) di Kementerian Kehutanan, kemarin.

Menurut Susie Ellis, juga dari Yabi, pihaknya optimis anak badak ini akan terus berjuang untuk hidup. Andatu, tambahnya, juga merupakan bayi badak yang menggemaskan. "Kami semua tidak bisa berhenti tersenyum sejak tahu dia bisa hidup dan sehat," kata Susie. Kelahiran Andatu juga menjadi sejarah lain karena menjadi kelahiran pertama di penangkaran Sumatra yang diabadikan lewat video.

Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, yang baru tiba dari Brasil kemarin, langsung memilih nama Andatu. "Kependekan dari anugerah datang dari Tuhan. Bisa juga singkatan dari Andalas dan Ratu," kata dia. Pilihan nama lain, Abadi dan Arjuna.

Menginspirasi
Kelahiran hidup Andatu, setelah dua kali Ratu keguguran, diklaim keberhasilan penangkaran badak Sumatra di Indonesia. Untuk itu, Zulkifli menegaskan pemerintah akan melanjutkan proyek serupa di TN Ujung Kulon, guna menambah populasi badak Jawa yang jumlahnya tak beranjak dari 50 ekor.

Tahun 1998, penyelamatan badak Sumatra yang berjumlah 200 individu di belantara Sumatra, dimulai dengan pembangunan Suaka Rhino Sumatra. Penghuni awalnya badak betina, Ratu, Rosa, dan Bina, serta badak jantan Torgamba yang mati tahun lalu.

Tahun 2007, pejantan Andalas didatangkan dari AS. Andalas juga salah satu bukti kesuksesan kelahiran badak Sumatra di kebun binatang, 13 September 2001. Induknya dari Sumatra.
SRS yang berukuran 100 hektar dibagi empat, sesuai jumlah penghuninya. Tiap hari mereka diamati dan dipelajari. Khusus Ratu, yang mau kawin dengan Andalas, petugas memberi vitamin dan gizi agar rahimnya kuat dan embrionya sehat.

Konservasi badak sulit karena sifat penyendiri. Kalau sedang tidak mood, badak jantan dan betina bertengkar. Si betina hanya punya masa subur 24 hari. Masa paling memungkinkan pembuahan hanya empat hari. Di tengah suka cita menyambut Andatu, pemerhati badak Sumatra kembali berharap: Andalas dan Rosa mulai berdekatan.
(Zika Zakiya. Sumber: Kompas, Mongabay)

Rabu, 11 Juli 2012

Self Titled

"Hidup adalah Ilusi yang kita buat untuk melengkapi ketidaknyataan mimpi-mimpi kita"


            Sedikit kata pembuka, mungkin sudah memberikan gambaran tentang siapa aku? kenapa aku seperti ini? dan bagaimana caraku memandang dunia? Blog pertama yang sempat aku rongsokan ini, akhirnya aku kais kembali dari sela-sela kantong sampah yang ada dalam dunia maya. Sedikit naif pada awalnya, namun akhirnya alasan untuk menulispun muncul (walau sering kali lebih ke Copy-Paste). Namaku adalah Fajar Adie Nugraha, nama pemberian orang tuaku yang diberikan ketika 20 Agustus 1991 aku menapaki awal kehidupan di dunia penuh ilusi ini, sampai akhirnya berterbangan nama-nama menghampiri ku dari tahun ke tahun, sampai aku sendiri lebih nyaman dengan nama Nugraha Fajar. Blog seakan sebuah gambaran tentang pemikiran yang tak tersampaikan melalui mimpi ataupun ilusi yang kita buat sendiri, sehingga sebagai sebuah pelarian ataupun kunci awal membuka cakrawala merupakan hal yang sah dan lazim saat ini.
            Beruntung sekali akhirnya aku bisa kuliah di salah satu perguruan tinggi di Kota Semarang, dengan mengambil Pendidikan Geografi sebagai induk tempatku mengais ilmu. Berbagai banyak perjalanan dan fakta kehidupan yang aku lalui, di tempat inilah sedikit aku sharing mengenai utopia perjalanan dan pengalaman hidupku, entah berawal dari mana akupun sedikit tak paham, namun setidaknya aku telah belajar untuk memulai sesuatu yang baru, membuat sebuah perubahan sedikit pada diriku sendiri, sebelum aku bisa membuat sebuah perubahan besar pada lingkunganku.
           Semester akhir adalah posisiku saat ini, walaupun masih berkutat pada 1 digit angka semester, namun kayaknya sudah terbayang, apakah harus lulus semster 1 digit, ataukah 2 digit? sedikit tanya dan dilema tersendiri, namun yah nikmati dulu sebelum berakhir masa kontrakku di dunia ini.Terlalu banyak yang tertulis akhirnya membuat jenuh juga, untuk bisa lebih mengenal dan berinteraksi bisa saja kontak MOZIENK ataupun juga FADIEN hohohoh. 


" Kekerasan adalah senjata bagi mereka yang hatinya lemah (Mahatma gandhi)"
" Jika Kita tidak berani mengambil sebuah resiko, kita tidak akan pernah bisa menciptakan masa depan kita sendiri (Monkey.D. Luffy)"
" Kematian adalah langkah awal menemukan sebuah kebenaran hidup (F.A.N)"



Minggu, 08 Juli 2012

Purnama Merbabu Menyapa


Jum’at sore 4 Mei 2012, hari yang menggalaukan buat perencanaan pendakian, dari senin tanggal 1 sudah merencanakan pendakian ke Sindoro, namun akhirnya batal, dikarenakan ada kabar bahwa Sindoro ditutup untuk pendakian, akhirnya pendakian pun dialihkan ke Merbabu, namun Jum’at ceria tersebut cerita lain berbeda, dengan persiapan matang, tiba-tiba Tenda Lafuma Sumertime yang sudah kita siapkan di lemari Basecamp di kampus, lenyap tak berbekas, siapakah gerangan yang mengambil tenda? Jam 1 setelah jum’at an terjawab sudah pertanyaan tersebut, tenda ternyata telah dipinjam kakak-kakak senior yang juga melakukan pendakian hari itu, yah akhirnya kebingungan mencari tenda.
Teman-teman PA dikampus dengan kilat kami sambangi dan kami konfirmasi untuk meminjam tenda, yah apa dikata dengan, pemberitahuan dan permintaan minjam yang mepet, akhirnya hanya tangan kosong yang didapat. Hmm pusing pun menjadi jadi, akhirnya setelah lama berfikir, mencoba membongkar lemari logistik alat pendakian yang ada di basecamp, tertujulah pada satu tenda tersisa, Wild Gear usia 5 tahun tersimpan rapi di dalam lemari, hmm berbekal tenda seadanya, aku, singek, bokor, upil, kebo, pepi, picolo, yasa dan bang kumis berangkat ke Merbabu, yang sebelumnya mampir di rumahnya Upil di karangjati semarang untuk menyuplai bekal perjalanan. Jam 15.00 berangkat dari semarang, akhirnya sampai di Base Camp jalur pendakian Merbabu via Wekas, Magelang pukul 17.00 sore.
Sejenak bernafas dan berkeliling, sembari menunggu kedatangan rombongan teman yang kebetulan juga anak Wekas, kami beristirahat sampai akhirnya malam menjelang. Lama ditunggu teman kami tak kunjung datang, dengan memikirkan efisiensi waktu pendakian, akhirnya am 21.00 malam kami putuskan berangkat memulai pendakian. 9 orang Carier 3 + 6 daypack berangkat menyusuri jalanan treck wekas yang always menanjak. Berhubung ini pengalaman pertama naik Merbabu via wekas, aku tetap setia menjadi tim Sweeper (heheh alibi, karena gak kuat jalan cepat), rombongan depan Picolo, Bang kumis dan yasa berjalan move on, sedangkan rombongan tengah, singek, kebo dan pepi tetap setia menunggu aku, Bokor yang masih setia menemani upil yang terkena shock awal pendakian.
Awalnya lancar-lancar saja, dengan full pack tas daypack eigerku yang ku isi SB, Pakaian ganti, bekal Mie instan, air 3 liter, Ponco dan snack terasa ringan, heheh namun karena sudah lama tidak fisik dan naik gunung, ngosh-ngosh an pun terjadi, akhirnya aku benar2 benar menjadi team sweeper sendirian di belakang dan jauh tertinggal dari rombongan depan, pendakian terasa lama, sampai akhirnya terdengar teriakan Pos 2 telah sampai, dengan sedikit sisa tenaga yang ada, ku cepatkan laju kaki ku yang ternyata jalur menuju Pos 2 lumayan landai, dan akhirnya pukul 00.00 sampailah di Pos 2 dengan pemandangan langit malam penuh bintang dan Bulan yang setia menjadi penerang malam ini, maklum karena senter ku tertinggal di kos, hanya sempat memakai senter dari korek api untuk alat penerangan (kapok.com). sempat terjadi perdebatan, apakah mau ngecamp di pos 2 ataukah lanjut ke pos 3, hmm setelah lama beristirahat dan berbincang, akhirnya 00.15 diputuskan untuk ngecamp di pos 3. Langkah kami percepat, maklum jalur menanjak tanpa ada datar menanti sampai ke Pos 3, dan sekali lagi aku tetap dibelakang sendiri, hanya dipandu senter dari Pepi dikejauhan yang nampak samar, dengan langkah ngosh-ngosh an lagi akhirnya sampai juga di Pos 3 yang merupakan kawah mati dari Merbabu, letaknya berada diantara Tower pemancar dan Puncak buntu pertama. Sampai di pos 3 jam 01.30, awalnya panas akibat perjalanan membuat tubuh hangat, namun lama-lama dingin dan indahnya bulan purnama membuat tangan kami mati rasa, beberapa berbagi tugas, ada yang memasak kopi dan memasang tenda, akhirnya 2 tenda telah terpasang, Wildgear yang kapasitas 7 orang berdiri dengan keadaan miris, karena posisi ngecamp yang sempit, dan tenda Rei kapasitas 2 orang yang dibawa bang kumis terasa nyaman karena tempat yang cukup memadai. Pembagian tidur pun dimulai, yasa bang kumis dan picolo tidur di tenda Rei. Aku, pepi, singek, kebo, bokor dan upil di tenda Wild Gear.
Masalah akhirnya datang, resleting pintu tenda wild gear mengalami kerusakan yang membuat pintu tak bisa ditutup, yah nasib kedinginan sudah memuncak akhirnya kami siasati dengan menutup pintu dengan ponco dan matras seadanya, posisi kecapaian akhirnya kita tidur jam 2 dengan keberuntungan tidak ada angin pagi ini, namun sekitar pukul 3 kabut sempat membuat kami menggigil dan akhrnya matahari pun tiba.
(Pos 3 persiapan muncak/ masak-masak dulu, ane masih molor dalam tenda)

Aku yang bangun kesiangan akhirnya hanya tinggal di pos 3 sedangkan teman-teman muncak, maklum ada sedikit rasa malas ketika sudah pernah muncak untuk kembali ke puncak itu lagi heheheheh, posisi di pos sendirian hanya sebagai koki setia menanak nasi dan sedikit sarden serta Mie instan untuk sarapan teman-teman yang nanti turun ke pos. Sempat disambangi penduduk lokal (monyet ekor panjang) yang mendekat di tempat kami ngecamp,  Akhirnya setelah lama menanti pukul 09.00 rombongan sampai di pos dan kita packing, pukul 11.00 perjalanan turun pun dimulai, dengan air yang menipis karena salah perhitungan kami tiba di pos 2 ketika adzan dhuhur berkumandang, sedikit mengambil air kami langsung bergegas turun untuk cepat sampai ke Base Camp, namun ditengah perjalanan, aku, bokor, dan upil sejenak berhenti di pos 1 karena, kampling teman kami yang semalam kami tunggu baru dalam posisi naik dan istirahat di pos 1, setelah cukup lama beristirahat kami ber 3 meluncur untuk menyusul rombongan depan yang sudah tak terlihat, dan akhirnya sampai di Base Camp pukul 14.00 siang, setelah mandi, masak Mie, dan ibadah, pukul 16.00 kita putuskan pulang ke semarang, namun karena kecapaian kita mampir di rumahnya bokor di salatiga untuk sekedar tidur dan merampok makanan yang ada heheheh, perjalanan kami lanjutkan dan sampai di kampus tercinta pukul 20.00 malam.
Estimasi biaya individu semarang-merbabu via wekas :
Logistik           = 30.000
Bensin PP        = 30.000
Parkir wekas    =   5.000
Biaya masuk    =   4.500
Makan 1X       =   5.000
Total                = 74.500


(Puncak kenteng songo, tanpa ane yang lagi masak sama bobo pagi)








(persiapan turun ke BC wekas)






               
                                                                                 (Jalur menuju Puncak dilihat dari Tower)

Kamis, 05 Juli 2012

The Panasdalam

                 The Panasdalam, sebuah band indie yang mengusung sisi bermusikalitas daripada sisi popularitas seperti kebanyakan band musik saat ini. namun dari sisi bermusikalitas yang ia junjung, justru memberikan warna tersendiri terhadap perkembangan dunia musik yang ada,. aliran musik yang nyleneh, lirik yang menggelitik, membuat tertawa bagi mereka yang mendengarnya, awalnya mungkin akan terdengar risih, ketika mendengar liriknya, namun ketika dicermati secara seksama, merupakan ada sebuah ide atau cerita tersendiri yang memiliki realita yang kita hadapi setiap hari, namun dikemas dengan berbagai nada dan musikalitas yang indah namun nyleneh di dengar. 
                  Dengar saja lagu-lagunya yang nyleneh seperti cita-citaku, jane, kopraljono, koboy kampus dan sebagainya. Pada mulanya band ini didirikan oleh Pidi Baiq dalam bentuk sebuah negara panas dalam pada tanggal 18 Agustus 1995 di fakultas seni rupa dan desain institut teknologi Bandung. Sebagai seorang kelompok mahasiswa 90' an mereka juga ikut dalam kegiatan mahasiswa waktu menjatuhkan rezim Suharto di tahun 98'. Dari perkumpulan kecil mereka akhirnya membentuk band dan manggung di kampus ITB, bahkan mereka merilis album secara indie (hanya diproduksi 500 keping), dengan judul only ninja can stop me now yang terjual habis waktu penjualan perdana. Personel awal mereka adalah Pidi Baiq, Erwin, Deni, Ninuk, Muaz, Dikdik, Fufus, dan riyanto, walaupun ahirnya mereka bubar karena aktifitas kesibukan mereka masing-masing diluar band.
               setelah vakum, tahun 2003an mereka bangkit dari kevakuman tersebut dengan formasi yang berbeda, yaitu Cahya (Bass), Daniel (Drum), Iwan (keyboard), Iwenk (Gitar), Imam (Biola), Erwin (Harmonika). dan Pidi paiq sebagai vokalisnya, dengan formasi baru ini mereka membuat album baru Argumentum in Absurdum (entah apa artinya). Album baru mereka saat ini belum rilis juga, semoga dalam waktu dekat ada album nyeleneh mereka yang bisa sedikit memberikan referensi tambahan dalam menikmati musik yang saat ini cenderung monoton. fajar.red


Daftar Pustaka :




Dibalik Keindahan Pulau Serangan, Bali


Pulau serangan sebuah pulau indah di pantai selatan Sanur. Pulau dengan luas 73 hektare ini sejauh 250 meter dari pantai sebelah tenggara pulau bali, pulau ini dihuni oleh sekitar 3.848 jiwa. Asal nama “Serangan” diyakini oleh penduduk setempat berasal dari kata “sira angen” yang berarti kasih sayang atau rasa kangen, yang dibawa oleh pelaut bugis yang mendarat untuk minum di pulau ini dan merasa “sira angen”, pelaut itupun menetap dan beranak pinak di pulau ini, selain keindahan pulaunya, pasirnya yang kuning juga menjadikan pulau ini dijuluki pulau emas, karena keindahan pantainya yang kuning keemasan.
Awal tahun 70-an ada industri pariwisata di Pulau Serangan, namun pada awal tahun 90-an, kelompok investor mau membangun resort, namanya Bali Turtle Island Development (BTID). Pembebasan tanah masyarakat dilaksanakan, BTID melakukan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, dan pengerukan dan penimbunan mulai untuk menambah luasan lahan Serangan hampir 4 kali lipat. Namun, dengan adanya proyek BTID menimbulkan permasalahan bagi lingkungan dan masyarakat Pulau Serangan. Permasalahan utama merupakan kehilangan mata pencaharian untuk masyarakat akibat kerusakan lingkungan dan penimbunan yang dilakukan BTID. Akhirnya, proyek BTID terpaksa berhenti karena kesulitan dana akibat krisis moneter pada tahun 1998 dan sampai sekarang tidak ada investor baru, supaya lahan BTID ‘kosong’.
Proyek BTID terpaksa berhenti karena kondisi politik serta kesulitan dana akibat krisis moneter pada tahun 1998, dengan mencapai 60% dari rencana pengerukan dan reklamasi. Sampai sekarang, tidak ada investor baru, dan lahan BTID ‘kosong’. Namun, permasalahan lingkungan dan bagi masyarakat Serangan terus terjadi dan semakin diperparah lagi. Oleh karena itu, masyarakat Serangan membentuk Tim 18, yang anggotanya diambil dari tokoh-tokoh masyarakat untuk mewakilinya dalam mengadakan kesepakatan dengan BTID. Pada tanggal 14 Oktober 1998 kesepakatan, atau Memorandum of Understanding (MoU), dibentuk, yang mewajibkan BTID melakukan beberapa hal-hal yang akan menguntungkan penduduk Serangan. Namun, sampai sekarang hanya dua pasal yang terpenuhi karena tidak dicantumkan waktu perlakuan dan pengakhiran, dan sanksi-sanksi bagi pihak yang melanggarnya. Juga, beberapa butir dalam MoU benar-benar menempatkan masyarakat dalam posisi lemah, misalnya pasal 9, yang menyebutkan bahwa masyarakat Serangan harus mendukung proyek BTID, dan juga menjaga dan mengamankan proyek, maka akhirnya kesepakatan itu tidak menguntungkan masyarakat Serangan.
Masalah Pulau Serangan berlangsung, dan Pemerintah Daerah Bali membentuk Panitia Khusus (Pansus) evaluasi proyek BTID untuk mengetahui sejauhmana keberadaan proyek-proyek BTID di Pulau Serangan. Setelah memperoleh informasi awal dari masyarakat, pakar lingkungan, dan tokoh lainnya, DPRD Bali mendengar langsung masukan sekaligus keluhan dari masyarakat soal kelangsungan megaproyek bersangkutan.[1] Penduduk Serangan menunjukkan pendukungannya untuk kelajutan proyek. Sebenarnya mereka agak fatalistik, misalnya, dalam wawancara Bendesa Adat mengatakan bahwa “nasi yang sudah menjadi bubur tidak bisa dijadikan nasi lagi, tapi buburnya bisa dikasih gula supaya menjadi lebih enak.” Pulau Serangan sudah dikembangkan yang tidak bisa dikembalikan, tetapi bisa ‘dikasih gula’, yaitu masyarakat menunggu pemanfaatan proyek BTID. Akhirnya, Pansus mengeluarkan rekomendasi yang intinya menyetujui proyek BTID itu dilanjutkan, tertanggal 15 Mei 2001, tetapi sampai sekarang proyek BTID belum dijalankan lagi.
BTID mengadakan penelitian ke lapangan beserta konsultan lingkungan Lembaga Penelitian Universitas Udayana (Unud) dari bulan April hingga Juli 1995 untuk Amdal, sesuai PP No. 51 Tahun 1993 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dan Pedoman Pelaksanaannya. Sebelum itu, konsultan dari Australia menulis laporan Feasibility Study yang menilai proyek BTID “rumit dan ambisius”, dan menguraikan pembatas yang mungkin akan terjadi yang perlu diputuskan dengan kajian lebih lanjut. Akan tetapi, dalam Andal BTID, kelihatan rekomendasi ini tidak dilakukan. Misalnya, Feasibility Study merekomendasi bahwa rencana reklamasi yang berdampak pada terumbu karang dan padang rumput laut di bagian selatan Pulau Serangan (yang disebut luar biasa di Bali karena dalam keadaan yang relatif asli) seharusnya dipindahkan supaya habitat ini tidak hilang. Namun, penimbunan masih terjadi di tempat itu, merusakkan habitat itu. Kontrak dengan konsultan ini akhirnya diputuskan, disebut karena tidak ‘ramah BTID’. Amdal Pembangunan Pulau Serangan disetujui oleh Gubernur Bali pada tahun 1995.
Pada tahun 1998 ada debat yang muncul dalam pers regional Bali, akibat tudingan tim Amdal Unud tidak profesional. Tudingan ini muncul karena kerusakan lingkungan yang terjadi akibat proyek-proyek ‘raksasa’ seperti proyek BTID, yang Amdalnya dilakukan tim Unud. Amdal BTID disebut “pemanis administrasi” saja. Dosen dari Unud membantah tudingan ini dan mengatakan bahwa yang diprotes adalah kegiatan pemrakarsa daripada hasil studi. Kegiatan pemrakarsa sebenarnya wajib dipantau oleh  instansi yang terkait, sesuai dokumen Amdal Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL), dan di kasus BTID, pemerintah yang bertanggungjawab. Akan tetapi, selain kekurangan dana untuk melakukan pemantauan rutin dan mendalam, pihak pemerintah mempunyai pendapat yang bermasalah untuk pelestarian lingkungan, misalnya: “Proyeknya belum selesai, jadi kita tidak tahu apa saja yang dilanggar.”
Salah satu pelanggaran Amdal yang dampak lingkungannya sangat parah merupakan jembatan di jalan penyeberangan. Pada waktu keberhentian proyek, jembatan belum dibangun sesuai Amdal. Jalan tersebut merupakan tembok dari daratan Bali ke Pulau Serangan, dan menyebabkan abrasi pantai di beberapa tempat di sekitar kawasan proyek. Tokoh lingkungan di masyarakat banyak melobi pemerintah daerah, yang akhirnya menuntut bahwa jembatan itu dibangun, panjangnya minimal 100m, walaupun pengamat lingkungan mengusulkan bahwa jembatan itu seharusnya dibuat sepanjang 200 sampai 300m sesuai dengan lebar selat asli supaya sirkulasi arus lancar. BTID menegaskan bahwa pihaknya akan mulai membangun jembatan itu pada bulan Maret 2000, dengan panjang lebar 100 x 26,5m, akan tetapi, jembatan itu hanya diselesaikan pada pertengahan tahun 2001. Sekarang, walaupun ada jembatan, abrasi pantai masih terjadi akibat proyek BTID, mengingatkan bahwa dalam rencana Kodam pertama salah satu tujuan pembangunan adalah menyelamatkan kondisi fisik Pulau Serangan dari abrasi.
Sekarang, kebanyakan lahan Pulau Serangan ‘kosong’ – BTID menunggu investor, dan masyarakat menunggu BTID. Solusi harus ditemui supaya permasalahan lingkungan, sosial, dan ekonomi yang diakibatkan proyek BTID bisa dihentikan. Berbagai solusi telah diajukan, tetapi pada dasarnya pihak BTID, yang dulunya menjanjikan kesejahteraan bagi masyarakat Serangan, seharusnya bertanggungjawab kalau proyeknya dilanjutkan atau tidak dilanjutkan, karena bagaimanapun pihak BTID yang menyebabkan masyarakat kesusahan didalam memenuhi kebutuhan hidup. Masyarakat Serangan harus diperankan dulu. Sebenarnya, warga Serangan masih menginginkan proyek BTID bisa dilanjutkan pada pulaunya, dengan harapan proyek itu akan memberi keuntungan dan kesejahteraan. Solusi harus ditemui supaya Pulau Serangan, yang sudah dijadikan ‘bubur’, bisa dikasih ‘gula’ supaya kehidupan masyarakat Serangan lebih ‘enak’.


Pulau Serangan sebelum reklamasi dimulai


                                                                           Pulau Serangan stelah reklamasi

sumber gambar edyraguapo.blogspot.com
Daftar Pustaka : Laporan Study Lapangan; Lisa Woinarski: malang 2003
                           id.wikipedia.org/pulau serangan