Kamis, 02 Januari 2014

Ok, ayo menulis


             Sebuah kalimat sederhana, yang seakan memberikan maknanya tersendiri, kata yang simple dimana dapat menghantarkan kita melanglangbuana ke negeri impian, atau sebatas imajinasi. Seperti kata @kadekazz tulisan itu media kejujuran manusia, walaupun seringkali kita berbohong dengan tulisan kita, sebenarnya justru kebohongan yang kita tunjukan merupakan sebuah sisi lain kebenaran yang ingin kita samarkan, menjadi sebuah kata “kepalsuan”. 
        Sedikit cerita saja, entah apa persepsi manusia yang lain, hak mereka memberikan penilaian :) walaupun terkadang gak sesuai dengan realita yang ada sebenarnya, namun yang namanya hak manusia, ya sah-sah saja bagi saya. Cerita tentang menulis aku mulai ketika masih SMA, waktu itu masih kelas 2 SMA, tepatnya 2006, saking ngebet banget sama yang namanya komik ONE PIECE, karena selalu kehabisan stock di toko buku lokal, dan disebuah minimarket dekat rumah, akhirnya dengan tekad bulat memutuskan untuk mengungsi ke ibu kota (kata ganti kota semrang) hanya untuk membeli 2-4 biji komik One piece edisi terbaru, dan edisi favorit waktu itu, namun bokap (kata ganti untuk AYAH) tak akan dengan mudah memberikan izin melanglang ke ibu kota hanya sebatas membeli komik, yang notabenya secara umum adalah hal yang “gak penting” lalu realita pun akhirnya bertemu dengan takdir :).
           Cerita berlanjut untuk mendapatkan izin jalan dari bokap, akhirnya SSI (kata ganti untuk speak-speak iblis dikutip dari salah satu forum di kaskus :) ) pun muncul :) dengan alibi ingin membeli buku yang tak ada di kota batik, akhirnya dengan segala SSI yang ada, diizinkanlah untuk pergi ke ibu kota, lalu apa hubungannya dengan menulis? Nah disinilah takdir sekali lagi berucap :) dibekali uang 50.000 untuk transport dan membeli buku, ditambah tabungan 20.000 akhirnya berangkatlah ke ibu kota, namun singgah dulu di kendal untuk minta bantuak joki saudara sebagai penunjuk arah semarang :) maklum pertama kali naik motor sendiri ke ibu kota :). Akhirnya sampailah ke toko buku tersebut, yah langsung saja menuju daftar rak One piece yang ada, ambil 3 komik langsung mau pulang sebenarnya, tapi saudara ane, bilang “masak jauh-jauh ke ibu kota hanya buat beli 3 komik” nah ane sempat gak enak juga tuh, yah apadikata akhirnya pura-pura saja jalan-jalan liat kanan kiri, eh nemu buku bagus, karya kakek pramoedya ananta toer, namun sayang, duit gak cukup buat beli, akhirnya ambil saja buku disebelahnya, "menulis itu ibarat ngomong" kalau gak salah karya aswendro, heheh takdir yang simple, walaupun sampai kini hampir 7 tahun bungkus plastiknya belum aku buka, alias masil segel belum terjamah :) karena memang tujuan awal hanya untuk One Piece, tapi ini lah takdir, dimana dengan buku yang tak terendus, jadi memiliki sedikit keinginan untuk menulis, yah sebatas menulis apa yang ingin ditulis, tanpa harus merasa malu, karena seperti kata di awal, bahwasanya tulisan merupakan sedikit gambaran tentang kejujuran diri :), maka dari itu ayo belajar menulis, tulis apapun yang diinginkan, baik berupa cerpen, ataupun sebatas tulisan corat-coretan tak terarah, karena kita akan tahu siapa kita, berdasarkan apa yang telah kita tulis, dan itu menjadi bagian dari pembelajaran diri menemukan karakter dan kepribadian diri kita sendiri, nah ayo kita menulis :).