Rabu, 28 Januari 2015

Hujan Waktu Itu



15.00-14 okt 2011
Hening dan panas, terbangun dari kamar tidurku di rumah eyangku yang sempit, pengap, panas namun nyaman. laptop seperti biasa terbuka setia menemani, dengan lagu alm gesang yang membuat nuansa desa semakin kental di kamar ini. sesaat teringat akan cerita masa lalu, dikala anak kecil tertawa berlarian diantara pintu-pintu yang mulai sepi menderit. sapu-sapu melayang dan tawa anak kecil semakin keras terdengar dihiasi kaki-kaki kecil yang berlari semakin kencang menabrak pintu. sebuah coretan kecil masa lalu yang tergambar jelas diantara sketsa wajah karya hadinata yang menempel di tembok papan kayu kamar.
Minggu ini sastra semakin menguak diantara sendi dan otot otakku, semacam kromosom dalam sel darah merah yang semakin menggeliat membuat resah antara logika dengan perasaan. galau itu kalimat awal yang kemudian muncul diantara serpihan kalimat yang berjuta jumlahnya, kalimat alay yang kemudian terdapat setelahnya. namun logika merespon marah dengan memberikan pemikiran obyektif, bahwa tak ada yang namanya alay ataupun galau, yang ada hanya luapan emosi seorang manusia yang tertuang dalam berbagai sendi bahasa dan perilaku yang terkadang tak kita mengerti maksudnya.
Entah berapa juta kalimat dan kata melayang diantara sendi otak ini yang mengaburkan bayanganku tentang tempatku berpijak kini, semua yang aku tulis hanya sebagian luapan yang terdapat dalam otakku yang ingin keluar dan berteriak dari sempitnya pemikiran ini. ada yang tak mampu kulupa dari setiap perjalanan sendi kehidupan yang aku alami dalam beberapa tahun terakhir. aku memandang wajahku dalam kaca yang nampak jauh, seakan berat badanku semakin bertambah semenjak 3 tahun lalu aku menginjakan kaki di tanah perantauan, tak terasa hampir 3 tahun sudah aku bergulat di tanah rantau dan mengenal berbagai karakter perjalanan manusia.
Perjalanan semakin menarik, antara kenyataan idealisme dan impian, ini hal yang aku sadari bertolak dalam jiwa dan otakku yang menjadi sempit. aku bingung dalam tertawa, ketika sebuah celoteh menari nari diantara gemerlap kaki kaki yang bingung dengan kalimat ini. aku diam mengisyaratkan sebuah tulisan dalam secarik kertas yang berterbangan diantara sisi yang lain. mungkin tak akan pernah anda mengerti apa isinya. semua semakin berantakan dengan terbenturnya pemikiran dengan realitas yang menghadang sebagai tembok besar yang semakin rumit untuk dijelaskan dengan sebuah logika dan perasaan sekalipun, ada sesuatu yang aneh dalam pemikiranku kali ini, seakan semua terhenti pada satu distorsi kemudian menghilang dalam sisi poros yang berlainan arah.
Tak ada yang namanya manusia dalam sisi taraf ini, kucoba menerka siapa yang mampu menahan cerita dan otak ku yang semakin memuncak ingin meletus. semua hanya diam bingung dan menemukan titik buntu yang semakin bertautan dalam sisi yang beringas, sebuah lagu ini membuka inspirasi dari mata-mata yang menulis dalam bahasa-bahasa tanpa konsepan ini. semua abstrak tak ada yang relevan dalam EYD sekalipun semua semakin buyar metafora dan majas pun seakan diluar penalaran kali ini. diam menjadi pilihan saat ini, namun semua tak bisa selamanya diam, adakah yang bisa membuka dan menghiasi otak dan lidah yang kaku ini.
Entah kenapa, sebuah subyektifitas manusia semakin menjadi dasar sebuah pembenaran dalam berperilaku mereka, manusia memang makhluk sempurna dengan segala kesempurnaan yang dimilikinya, seakan menjadikan manusia menjadi “TUHAN” dalam menentukan sebuah kebenaran yang hakiki. Setiap manusia memiliki alasan dalam melakukan semua tindakannya, namun tidak semua alasan mampu untuk dijadikan sebagai sebuah alasan. Kita masih merasa sombong dengan kedangkalan ilmu kita, kita bersua memberikan penilaian subyektif kita sebagai sebuah obyektifitas dalam berfikir, kita tak lebih dari sebatas daging bernyawa dengan akal dan sifat yang komplek mengelilingi tiap sendi peredaran darah yang menjadi lambat dalam detak jantung yang semakin diam.
Kita berdiri disudut jalan dengan kaki yang rapuh dan mata yang memandang dari sisi kejauhan yang memberikan arti daripada sebuah kontradiktif pemikiranku sendiri. Semua mata menuju dalam titik hitam diantara pekatnya kabut yang  menutupi pandanganku hari ini, sebuah perjalanan manusia yang semakin lemah mengisi tiap jengkal nadi yang semakin surut oleh langkah yang mati. Aku tak mengerti kenapa susunan kalimat ini keluar dan bernyanyi diantara rimbunya kata kalimat yang semakin acak mengisi kesunyian jalan hari ini. ombak pun nampak terdiam membisu diantara derunya yang memecah gelombang angin. Aku masih sempat bernyanyi diantara nada-nada yang menjadi sumbang, mengulaskan sedikit makna yang tersembunyi dianta helai daun yang menjadi layu dan rapuh.
Layang-layang terkekang dan akhirnya terbang diantara gerimis yang membasahi bumi, terbang melawan angin yang berhembus diantara kertas yang telah koyak termakan cuaca. Aku hanya ingin tahu, kenapa aku harus memiliki susunan kata ini dalam otak kecilku, sebuah pohon besar tumbuh dan terus berkembang, namun akar tak mampu mencari air dan makanan jauh kedalam, sebuah benda besar menghadang dan tak mampu diterjang, seakan ada hati yang memberikan isyarat yang terhenti diantara rimbunnya pepohonan yang semakin hilang termakan masa. Biar kucumbui bayang bayang pohon, dan kusandarkan dalam bingkai kehidupan yang kini ada. Namun sebuah titik balik kehidupan datang dan menghilang diantara bekas pasir yang menjadi abu menguning.




 
-Mozienk-



Sebuah Kontradiksi dalam jiwa

Selasa, 27 Januari 2015

Sedikit Tentang Alam :)

            yo selamat malam manusia, kenapa menyapa manusia? karena kemungkinan besar yang membaca blog ini pastinya seorang manusia, beberapa waktu yang lalu, di medio pertengahan 2012 tepatnya bulan Juni saya baru saja turun dari puncak semeru, waktu itu rasanya luar biasa, pertama kalinya seumur hidup, menapaki di titik tertinggi pulau jawa, dihadang kabut dan niat yang hanya setengah, akhirnya bisa kembali lagi kerumah, dan puas memandang foto penuh kenangan :), bulan agustus akhirpun kembali kesana, namun bukan jalan-jalan pribadi, namun lebih kepada event pendakian masal organisasi yang ane ikutin di kampus, setelah pulang dan istirahat di kos, terbesit sebuah pemikiran, semeru manjadi tak seindah dulu pertama kali naik ya? dan gunung-gunung yang lain pun juga menjadi tak seindah dan semegah waktu dulu awal-awalnya ikut kegiatan naik gunung, timbul pertanyaan skenapa bisa seperti ini?
          beberapa waktu kemudian :) disebuah group facebook banyak bermunculan statement yang menyalahkan salah satu dua pihak yang "katanya" dijadikan penyebab kerusakan lingkungan gunung "katanya" hmmm hanya bisa terus membaca tanpa berani ikut berkomentar, takut terjadi salah tanggap, fitnah dan akhirnya menjadi hal yang salah kaprah bila diteruskan. dalam hati hanya bebisik, sebenarnya siapakah "mereka" yang punya wewenang "menyalahkan" sesama penikmat alam? sang pencipta alam bukan? sang penjaga alam juga tidak 100 %, pecinta alam? mungkin saja seperti itu :). coba wis difikirkan bersama, sebenarnya siapa sih yang seharusnya bertanggungjawab terhadap kelestarian lingkunga hidup? heheheheh jawabannya adalah teng teng teng hahahah manusia itu sendiri, nah lalu timbul pertanyaan, lalu siapakah yang merusak alam kalau kita sehausnya bertanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan? nah jawabannya kita sendiri, tanpa kita sadari jalur pendakian yang kita sering lewati, tempat camping kita merupakan sebagian kecil contoh kerusakan lingkungan yang tak secara sengaja "mungkin" kita lakukan, mungkin bagi beberapa penikmat alam, hal itu dibantah dengan alibi " kita kan naik gunung dan berpetualang di alam liar untuk mengenal wajah negeri kita, dan mensyukuri karunia Tuhan yang luar biasa" hmmm statemen yang luar biasa, bahkan aku akui aku juga berstatemen seperti itu ketika aku mendaki dan berpetualang di alam, sampai pada suatu waktu sebuah kondisi dan celoteh seorang anak kecil sedikitlah menyadarkanku " mas apa sih enaknya naik gunung?" aku jawab " ya enak lah dik bisa naik dan melihat kupu-kupu" dia menjawab lagi " mas lha bukanya kalau mas naik juga malah bikin kupu-kupunya takut dan pergi? kan rumah nya mas ganggu?" hmmm bocah ini " yah mas kan juga ikut kegiatan pecinta alam dik, yah dikit-dikit bantu pelestarian alam lah" dan jawaban ini " nah mana buktinya mas cinta alam, lha mas lihat itu orang buang sampah sembarangan aja mas diam, kalau cuma ngomong aku yg masih kecil ini juga bisa mas" deg deg seketika aku tak bisa berkata-kata dan anak itu pergi kembali dan main sama teman-temannya.
                semenjak kejadian itu aku mulai berfikir, keinginan ke pulau sempu pun aku urungkan, pergi ke karimun jawa pun aku pertimbangkan, apakah aku ini memang sudah benar-benar sudah menjaga alam ku? yang sengaja ataupun tak ku sengaja aku sendiri justru yang merusaknya? akhirnya beberapa waktu karena fokus akan ujian skripsi aku cuti dari aktifitas pendakian dan jalan-jalan ke tempat wisata (juga gara-gara galau sih hahahahah). beberapa bulan berlalu sampai akhirnya terdengar kabar bahwa gunung kini ibarat sebuah kotak sampah raksasa, yang bertahtakan keindahan alam dan kebusukan sikap manusia, seperti yin dan yang katanya (kalau salah mohon dikoreksi) disatu sisi gunung menawarkan keindahan alam yang luar biasa, dan disi lain gunung juga rawan akan terbentuknya sebuah tempat pembuangan akhir manusia, entah itu sampah dari extern manusia yang main ke gunung, atau sampah intern (walaupun bisa menyuburkan, tapi kalau dipandang mata yah hahahahah) yang tak terkontrol dan tertata mekanisme pembuangannya (hahahah bahasanya mulai ngawur), setidaknya ketika mau meninggalkan sampah intern manusia yang derasal dari tubuh (baca boker) setidaknya gali lubang lah seperti cara kucing, bukan hanya ditutup dengan tisue basah atau ranting pohon, nanti kalau ada yg kena ranjau kan kasihan (pengalaman sahabat), hmmm sudah mulai menemukan akar permasalahan?
            hari-hari berlalu yah, berlalu begitu saja (wusssssh) tanpa ada rencana dan tindakan untuk alam (maklum pengangguran) sampai akhirnya salah satu adik angkatan di divisi konservasi organisasi kampus menanyakan pertanyaan yang cukup menggelitik " mas, bagaimana kalau program penanaman mangrove tahunan kita, kita ganti ke area yang mudah untuk kita jangkau dan mudah untuk perawatannya" hmmm ok bagus sekali hahahahah. nah ini pertanyaan yang yah lumayan membuatku berfikir, hmm perawatan tanaman? hmmm dan mungkin ini adalah takdir hahahaha kebetulan skripsi aku berkaitan dengan perilaku konservasi masyarakat, jadi dengan nada yang tidak dewasa aku menjawabnya, " dik dimana-mana yang namanya sebuah program konservasi, yang paling susah adalah bukan tentang penanaman, penhijauan, namun yang paling sulit adalah menciptakan kesadaran bagi kita untuk melakukan perawatan rutin setelah kita menanam sebuah pohon, kalau asal tanam tanpa adanya sebuah perawatan yah hasilnya pohon tersebut seperti kita punya anak tapi tidak kita kasih nafkah, hahahaha mutunglah itu pohon, depresi dan bunuh diri dah hahahah, jadi apapun program konservasi kalian, dimanapun tempatnya, sistem perawatan yang paling penting, nah yang sudah kita rutin tanam selama 5 tahun ini aja kita masih lalai dalam hal perawatan, bagaimana nanti dengan yang masih baru dan segar heheheh" diam kita berdua saling pandang tanpa bicara hahahah (edisi ftv).
              sudah-sudah terlalu panjang mengetik membuat tangan ini semakin malas bergerak, intinya mulai saat ini STOP menyalahkan, STOP mencela, STOP menghujat siapapun, baik mereka yang "katanya" merusak alam ataukah para perusak alam, cukup berkaca dan tanyakan pada diri sendiri, apa yang sudah kita berikan untuk alam kita? kontribusi apa yang sudah kita berikan? sampai kita punya hak untuk menghukumi oknunm-oknum yang masih belum sadar, karena kita juga bagian dari okmun tersebut kan? berhenti menyalahkan orang yang membuang sampah, salahkan kita yang tak mampu mencegah orang itu buang sampah sembarangan, jangan marah pada mereka yang mengambil bunga edelweise atau apalah, marahlah pada diri kita sendiri yang gagal menasehati orang itu untuk tidak memetik ataupun mengambil sesuatu di alam, terlalu banyak menyalahkan orang lain tidak merubah kenyataan bahwa alam membutuhkan kita, dan dengan menyalahkan orang lain juga tidak membuat kita suci dan bebas dari kesalahan itu sendiri. kita punya seribu alasan untuk mengatakan kita yang paling benar dan mereka salah, namun kita tak punya cukup satu keberanian untuk mengakui bahwa kitalah yang sebenarnya salah.

Kamis, 02 Januari 2014

Ok, ayo menulis


             Sebuah kalimat sederhana, yang seakan memberikan maknanya tersendiri, kata yang simple dimana dapat menghantarkan kita melanglangbuana ke negeri impian, atau sebatas imajinasi. Seperti kata @kadekazz tulisan itu media kejujuran manusia, walaupun seringkali kita berbohong dengan tulisan kita, sebenarnya justru kebohongan yang kita tunjukan merupakan sebuah sisi lain kebenaran yang ingin kita samarkan, menjadi sebuah kata “kepalsuan”. 
        Sedikit cerita saja, entah apa persepsi manusia yang lain, hak mereka memberikan penilaian :) walaupun terkadang gak sesuai dengan realita yang ada sebenarnya, namun yang namanya hak manusia, ya sah-sah saja bagi saya. Cerita tentang menulis aku mulai ketika masih SMA, waktu itu masih kelas 2 SMA, tepatnya 2006, saking ngebet banget sama yang namanya komik ONE PIECE, karena selalu kehabisan stock di toko buku lokal, dan disebuah minimarket dekat rumah, akhirnya dengan tekad bulat memutuskan untuk mengungsi ke ibu kota (kata ganti kota semrang) hanya untuk membeli 2-4 biji komik One piece edisi terbaru, dan edisi favorit waktu itu, namun bokap (kata ganti untuk AYAH) tak akan dengan mudah memberikan izin melanglang ke ibu kota hanya sebatas membeli komik, yang notabenya secara umum adalah hal yang “gak penting” lalu realita pun akhirnya bertemu dengan takdir :).
           Cerita berlanjut untuk mendapatkan izin jalan dari bokap, akhirnya SSI (kata ganti untuk speak-speak iblis dikutip dari salah satu forum di kaskus :) ) pun muncul :) dengan alibi ingin membeli buku yang tak ada di kota batik, akhirnya dengan segala SSI yang ada, diizinkanlah untuk pergi ke ibu kota, lalu apa hubungannya dengan menulis? Nah disinilah takdir sekali lagi berucap :) dibekali uang 50.000 untuk transport dan membeli buku, ditambah tabungan 20.000 akhirnya berangkatlah ke ibu kota, namun singgah dulu di kendal untuk minta bantuak joki saudara sebagai penunjuk arah semarang :) maklum pertama kali naik motor sendiri ke ibu kota :). Akhirnya sampailah ke toko buku tersebut, yah langsung saja menuju daftar rak One piece yang ada, ambil 3 komik langsung mau pulang sebenarnya, tapi saudara ane, bilang “masak jauh-jauh ke ibu kota hanya buat beli 3 komik” nah ane sempat gak enak juga tuh, yah apadikata akhirnya pura-pura saja jalan-jalan liat kanan kiri, eh nemu buku bagus, karya kakek pramoedya ananta toer, namun sayang, duit gak cukup buat beli, akhirnya ambil saja buku disebelahnya, "menulis itu ibarat ngomong" kalau gak salah karya aswendro, heheh takdir yang simple, walaupun sampai kini hampir 7 tahun bungkus plastiknya belum aku buka, alias masil segel belum terjamah :) karena memang tujuan awal hanya untuk One Piece, tapi ini lah takdir, dimana dengan buku yang tak terendus, jadi memiliki sedikit keinginan untuk menulis, yah sebatas menulis apa yang ingin ditulis, tanpa harus merasa malu, karena seperti kata di awal, bahwasanya tulisan merupakan sedikit gambaran tentang kejujuran diri :), maka dari itu ayo belajar menulis, tulis apapun yang diinginkan, baik berupa cerpen, ataupun sebatas tulisan corat-coretan tak terarah, karena kita akan tahu siapa kita, berdasarkan apa yang telah kita tulis, dan itu menjadi bagian dari pembelajaran diri menemukan karakter dan kepribadian diri kita sendiri, nah ayo kita menulis :).

Kamis, 09 Agustus 2012

KABUT MAHAMERU



     Malam itu 21.30 kami ber-enam berdiri di lorong stasiun poncol, ditemani tas daypack dan carrier dipunggung menunggu kereta api matarmaja yang akan mengantarkan kami ke MALANG, tujuan awal kami sebelum akhirnya kami menapakan kaki di bumi semeru, ranupani lumajang jawa timur. kereta datang pukul 22.10 lebih lambat 15 menit sesuai jadwal yang tertera di ticket. kami pun masuk gerbong, suasana gerbong kereta api kelas ekonomi memang lumayan parah, orang tidur berserakan di tengah-tengah jalan gerbong, bahkan ada yang tiduran di koridor pintu masuk kereta dan di depan toilet umum sekalipun, hmm pemandangan yang lumayan miris, belum lagi lalu lalang pedagang keliling yang menggantungkan hidupnya dari hasil berdagang diantara gerbong demi gerbong kereta tersebut. kami akhirnya menemukan tempat duduk yang tertera di ticket kami, tas kami letakan, kami mencari posisi masing-masing, sampai akhirnya singek sama pepi lebih memilih duduk di lorong pintu masuk kereta dan di depan toilet, diikuti trucuk yang menyusul, aku hanya duduk mencoba menikmatai perjalanan ini, samy dan cendol udah mulai terlelap dalam mimpinya. Pukul 9 pagi akahirnya kereta matarmaja merapat ke stasiun Kota malang, kaki kami serasa mulai bergetar menuju tempat tujuan kami yang selanjutnya. Ramai lalu lalang calo angkutan umum mendekati kami, menawarkan jasa perjalanan singkat menuju tempat tujuan kami, maklum karena kami bawa tas daypack sama Carrier para supir sudah menduga kami akan  naik gunung, dan tawar menawar terjadi, akhirnya kami ber-enam langsung naik angkot dengan tarif carteran 70 ribu untuk 6 anak untuk sampai ke tempat singgah yang ke 2 yaitu pasar Tumpang Kabupaten Malang. jam 10.00 kami sampai di Tumpang, sedikit lapar dan mencukuppi perbekalan, singek dan pepi mencari makanan, sedangkan cendol dan samy mencari bahan makanan tambahan, sedangkan aku mengurus calo yang kembali menghampiri kami, biaya carter emang lumayan berat diongkos, tiap kali naik, jip/truck dibanderol 450 ribu sekali tarik, yah beban yang lumayan berat untuk dipikul kami ber-enam, lalu kami disuruh menunggu rombongan lagi untuk memotong anggaran yang lumayan wah lama menunggu akhirnya ada 2 teman dari bandung datang, langsung saja aku ajak ngobrol dan berkenalan seraya aku tawarin bareng naik truck biar memotong iuran harga yang kami pikul masih tergolong berat, namanya Ichsan dan Gika dari UNPAD Bandung. kami kembali menunggu siapa tahu ada rombongan lagi yang datang, hmm setelah 1-2 jam berlalu calo aku berdiskusi dengan calo dan akhirnya harga turun menjadi 370 ribu untuk 8 orang, akhirnya kami berangkat menuju base camp gunung semereu, yaitu Ranupai di kabupaten lumajang jawa timur.
      sepanjang jalan Tumpang ranupani, terhampar luas kebun apel khas malang yang terkenal, dan puncak semeru yakni mahameru terlihat megah dikejauhan menatap kami dengan tatapan penuh keagungan, tak luput pemandangan hamparan savana dan punggungan gunung bromo yang memang tergolong satu kesatuan pegunungan dengan semeru, menyapa kami dalam sendu dan keindahannya, membuat perjalanan serasa semakin menarik untuk dilalui. jam 13.30 akhirnya kami sampai di base camp Ranupani, Lumajang Jawa Timur, kami langsung menuju pos pendataan dan distribusi pendakian, untuk mengisi persyaratan administrasi sebelum melakukan pendakian, biaya masuk total kami berenam sebesar 41500 ribu. Kami putuskan untuk sholat dan mengisi perbekalan air secukupnya untuk perjalanan menuju camp pertama yaitu ranu kumbolo yang berjarak sekitar 10 km dari pos ranupani dan estimasi waktu standar 4-5 jam untuk sampai. pukul 14.10 kita mulai berangkat melewati jalur watu rejeng, karena ada 2 jalur yang umum dilalui dari ranupani yaitu watu rejeng dan gunung ayek-ayek namun untuk jalur umum biasanya melewati jalur watu rejeng, perjalanan melewati jalan berpaving block diawal dan  sebagian jalur, sampai akhirnya kita tiba di Ranu Kumbolo Pukul 17.30. kami langsung berbagi tugas, karena hari sudah mulai gelap dan kami mulai kedinginan. Pepi,Trucuk dan cendol bagian masak, aku Samy dan Singek bertugas mendirikan tenda, tenda pun berdiri, dan semua barang kami masukan kedalam tenda, namun tragedi KOMPOR MBLEDUK terjadi, kompor gas mini yang kami bawa terbakar bersama gas nya, seketika trucuk menjauh dan pergi, kepanikan terjadi, bahkan disela-sela kepanikan kami ada beberapa rombongan lain yang menghitung 1............. 2..............3.............. seakan seperti akan meledak, samy dengan sigap mengambil air dan menyiramkannya, namun bukannya kompornya yang disiram, justru tempat nesting yang disiram, alhasil api tetap tak bergeming, sampai akhirnya ku lepas bajuku dan ku lempar diatas kompor, dan akhirnya kompor pun mati dan aku langsung melepas tabung gas dari kompornya. Seketika semua terdiam dan terhenyak, namun ku anjurkan mereka untuk memasak menggunakan mini trangi berbahan bakar spiritus yang kami bawa. Malam semakin menjelma, dan tubuh lelah kami telah terisi sedikit nasi yang kami masak dengan trangia, namun sedikit kekhawatiran masih tergambar jelas di dalam benak, semoga masih ada harapan untuk hari esok…………………
        esok hari pagi masih dingin di ranu kumbolo bangun tidur sudah dibuat emosi, kita sengaja menempatkan teras tenda kami menghadap ranu kumbolo, agar nanti ketika bangun tidur bisa bersantai di dalam tenda dan menikmati keindahan ranukumbolo, namun apa dikata ketika kita membuka pintu tenda seketika yang kami lihat adalah sebuah tenda yang berdiri tepat didepan pintu kami, seketika sontak singek yah berulah, aku bisiki saja, "ngek ayo kita cabutin pasaknya" hahah entah kenapa niat jahat itu kami urungkan, tiba-tiba si pemilik tenda bangun dan menawarkan segelas kopi serta beberapa snack kepada kita hahahah sejenis suap dan permohonan maaf kelihatannya hahahahah. cukup lupakan saatnya menikmati ranukumbolo dipagi hari, foto-foto yeah akhirnya masalah semalam kembali, hahahah singek berucap kalau kompornya rusak hmmm spiritus pun hanya tinggal satu botol ukuran 600ml, lalu apa yang harus dilakukan? hahahah sebagai yang katanya paling tua yah, seketika memperbaiki kompor, akhirnya bisa namun pengaturan api pada kompor gas tidak bisa distel terpaksa kita pagi ini masak pake mini trangia yang aku pake bwt jaga-jaga. hmmm akhirnya aku putuskan mencari rombongan adik angkatan geografi yang katanya juga mau turun dan masih ngecamp di ranu kumbolo, setelah beberapa menit mencari, aku main ke tenda dan sedikit basa basi, akhirnya kita dapat tambahan satu botol ukuran 600ml spiritus untuk tambahan buat masak hahahah lumayan lah sedikit mengemis untuk asa esok hari, ok siap, masak packing zzzzzzz.
       yosh kita berangkat, carier dan tas sudah dipunggung, berderet rapi dibawah tanjakan cinta hahahah sudah pada tahu kan mitosnya, jadi kaga usah dijelasin hahaha, singek dengan pedenya naik tanpa henti hahahah kita mah santai saja, pelan-pelan hahahah yang penting sampai lah hahahah agak lama juga akhirnya vuma singek yang bertahan sampe puncak tanjakan tanpa berhenti dan tanpa melihat kesamping hahahah. yup sampai diatas tanjakan cinta menghampar oro-oro ombo yang menawan hahahahah indah ilalang terhampar luas, konon katanya kalau musim berbunga, bunganya bisa berwarna ungu seperti lavender, namun sayangnya ilalang sehamparan ini adalah hama bagi ekosistem alami oro-oro ombo yang sebenarnya adalah rerumputan pendek. yoh kita seberangi oro-oro ombo dengan ngakak hahahahahaa. drap drap drap tim 6 orang kita bagi jadi 2 tim, satu tim masing2 3 orang, apapun yang terjadi pertim tak boleh saling meninggalkan, yosh jalan pelan-pelan hap hap hap, eh ketemu sama mas dika dan mas ikhsan duo dari bandung yang sedang sibuk menggali tanah untuk, ya tahu sendiri lah hahahah sedikir hasrat buang air besar, yak kita tinggalkan mereka kita fokus jalan santai dan pelan-pelan saja hop hop hop, samppai di jambangan sudah nampak menjulang puncak mahameru yang megah dan hamparan edelweise di jambangan, ayo semangat tempat camp kalimati sudah dekat, drap-drap sampailah kita di kali mati ho ya....
      di kalimati kita putuskan ngecamp masak dan bersiap untuk summit attack pukul 23.30 nanti malam, yok kita siapkan kompor gas, kita memasak di tengah pasir, kalau tahu2 kompor apinya besar kan bisa langsung dipadamkan dengan pasir, yak anak-anak mulai menyalakan kompor, dan hore akhirnya menyala, namun bagaimana cara mematikan kompornya? yap langsung kuambil pasir dan kusiramkan keatas kompor hahahahah tragedi kompor pasir, api padam dan kita bersorak bisa makan kayak orang gila hahahah tak peduli pendaki lain lihat, toh mereka tak tahu apa yang kita alami waktu itu hahahahahahah. masak-masak mari kita masak foto-foto mari kita foto hahahah yups kita masak dan mendirikan tenda, hmmm itirahat sejenak, sore kita masak lagi, dan yeah persediaan air masih banyak hahahah kita terlalu takut dikalimati tak ada air sampai-sampai masing-masing tah minimal bawa air 3 botol ukuran 1,5 liter sekalian kanan kiri as juga didisi masing-masing 1 botol air sebanyak 600 ml hahahha berat yang terpuaskan oleh pemandangan, malam mnenjelang dingin memuncak, pepi yang masih pemula naik gunung kita suruh cari kayu bakar hahahah kita bakaran ditengah pasir saja biart tak merusak rerumputan, yok pepi nytari pohon dan ranting tumbang, akhirnya kita menyalakan api, beberapa rombongan datang dengan pede hanya menawarkan segelas kopi ia menikkmati kehangatan api unggun hahahah wajah bengong anak-anak membuat ku tertawa wkwkwkwk, membayangkan kita buat api susah-susah dia dengan modal segelas kopi menikmati kehangatan hahahah, ya sudahlah berbagi hahah dan akhirnya pepi lagi harus masuk hutan buat nyari kayu, hahaha kayu malah terlalu banyak, dan waktu sudah menunjukan pukul 20.00 saatnya kita tidur buat nanti summit atack, ayo masuk tenda, dan padamkan api zzzzzz. 
      tetetetetetet alaram pukul 23.00 berbunyi, aku bangunkan semua anak-anak yeah kita masak-masak sebelum naik, oh tidak mountain sicknes (penyakit gunung) melkanda hahahah aku mual-mual, ok lah udah biasa aku minum salah satu penghilang masuk angin, dan ayo kita naik, semua mulai siap, namun ada yang kebangetan, singek, cendol, trusuk, samy dengan pedenya hanya memakai celana pendek buat naik yaelah buset mau nyari mati bang? mereka tetap ngeyel ya udah hanya aku  yang pake celana panjang, dan aku, pepi, dan trucuk yang memakai sepatu, karena ngeyel yasudah kita paksakan jalan saja, dengan pengetahuan yang nol tentang jalur, kita bermodalkan nanya pendaki dan papan penunjuk arah akhirnya kita jalan pelan-pelan, sampai di arcopodo aku mual-mual yah akhirnya aku mutah dan badan semakin lemas, team dibagi 2 lagi aku trucuk dan pepi membawa satu tas daypack isi logistik dan juga p3k, singek samy dan cendol sam bertiga juga, yosh dipaksakan akhirnya kita naik pelan-pelan, singek yang ceroboh merasa kepanasan melepas jaket dan memberikannya kepada samy untuk dimasukan kedalam tas, dan awal dari cerita kabut mahameru dimulai.
       setelah naik team mulai terpecah belah, trucuk yang awalnya membawa tas dan logistik bersama ku dan pepi nyusul naik keatas karena ada pendaki lain yang kakinya kram, singek menghubungi trucuk menggunakan ht yang kita bawa sebagai alat komunikasi, akhirnya dibelakang tinggl aku dan pepi yang jalan tanpa perbelakan logistik sama sekali, singek, cendol dan trucuk jauh didepan hampir mendekati puncak, samy beserta rombongan lain berada ditengah menunggu aku dan pepi yang terseok-seok dibawah, lapar dan haus kami pendam, dingin yah namanya juga resiko, nampak banyak sorot lampu dibawah kami, pertanda banyak pendaki yang naik, ayo semangat. bersama pendaki asal aceh aku berjalan berdua, tak kulihat pepi yang sudah maju agak jauh, dikejauhan nampak sunrise yang indah memberikan asa, setidaknya ada obat kedinginan yang bisa menyembuhkan kami hahahah, dan ketika sunrise menyapa, seketika kabut menyelimuti kami, hahahah hamsyong dah sunrise nya, kabut tebal semakin membuat dingin tubuh kami, dikejauhan aku lihat tubuh yang tidur diatas batu dan berlapi, embun froost di tubuh bagian atasnya, ya elah ternyata adiku pepi kedinginan, hampir gejala hipo dia, aku ambil korek api, bah kata-kata hewan keluar dari mulutnya, namun itu membuatku lega akhirnya ia sadar, aku ambil dan aku nyalakan rokok untuknya agar ia bisa hangat, yak sedikit air dari pendaki lain membuat dia bisa jalan, ayo puncak sedikit lagi. dari atas nampak sorot lampu mulai memudar, ah mungkin banyak pendaki yang turun dan menyerah untuk naik kepuncak. dengan semangat aku naik keatas dengan sedikit emosi juga pada anak-anak, masak yang dibelakang ditinggal tanpa bekal, kalau pepi hypo beneran bagaimana, hmm dengan amarah ayo naik.
        sudah hampir setengah perjalanan menuju puncak, bah kaki sudah gemetaran hahah kabut tak terasa semakin tebal, dingin menusuk sampai kedalam tulang, tapi aku ingat anak-anak yang tak memakai celana panjang apa yang mereka rasakan ya? hmm sedikit kekhawatiran aku panggil nama mereka, trucuk.............. krik krik krik tak ada sautan panggilan, aku panggil lagi singek................. krik krik lagi bah semakin khawatir bercampur emosi, adikku pun mengajakku untuk turun saja, namun aku paksakan naik saja, puncak sudah dekat pep, teman-teman juga pasti sudah menunggu diatas, pepi aku suruh naik sendiri duluan karena hari sudah mulai cerah, jalan terjal menanjak berpasir tepat didepan hidungku hahahah syock hati hahah sempat terjatuh juga karena pasir ku longsor, ada tangan kecil menggapaiku, hahah tangan seorang wanita, tak kenal lah dan tak nampak lah mukanya, karena jaket dan pelingdung kepala menutupi hampir semua tubuh dan wajahnya , hmm dihinggapi gengsi, masak wanita aja kuat, yak akhirnya aku pelan-pelan naik, beberapa meter lagi aku sampai puncak terdengar teriakan puncak-puncak, kontan semangat untuk naik, bah akhirnya sampai dipuncak, beberapa pendaki yang berpapasan menyalami dan menanyaiku "selamat mas kita udah dipuncak" kabut tebal membuat kita semua pendaki seperti saudara seperjuangan, namun dalam hatiku bergumam "kalau ketemu anak-anak akan kupukul satu-satu, masak yg belakang gak dikasih logistiki" dikejauhan nampak 3 orang bercelana pendek duduk berselimutkan sarung untuk bertiga, yah ternyata itu teman-teman, seketika air mata tumpah, akhirnya mereka selamat, segera kupeluk satu-satu sedikit untuk menghangatkan, minuman jahe yang kita bawa pun menjadi sedingin air kulkas hahahah, kupaksa mereka untuk berdiri, kita ambil beberapa photo kenang-kenangan, lalu kita cepat turun, yak dengan kedinginan kita akhirnya sepakat untuk mengambil beberapa photo, trucuk dan chendol yang sudah kedinginan tak bisa apa-apa selain hanya diam menggigil, disudut jauh aku lihat mbak-mbak tadi yang menolongku menggelar sajadah dan sholat, bah keindahan tersendiri, yapayo kita turun, beberapa orang menyapa kamu, gak dingin mas pakai celana pendek " hahahah kita tertawa kecil" lalu pergi menghilang diantara kabut, jalan turun terasa terjal hahahah curam dan berbahaya, pepi yang lari hampir saja terperosok ke arah jurang, untung dia tepat menjatuhkan diri bagian kaki dulu, sehingga hanya bagian kakinya terutama sepatu yang robek kena sayatan batu dan kerikil, bayangkan kalau pakai sandal? bisa sobek tuh kulit, kita turun penal dan menikmati kabut tipis mahameru, tertawa dan saling memaki karena kesal, hahahah namun selalu gelak tawa yang jadi akhir cacian. hahah kita naik dari kalimati pukul 24.00 singek cendol dan trucuk sampai area puncak pukul 04.00 mereka katanya tidur dibawah batu area puncak, sampai sekitar pukul 04.30 samy membangunkan mereka, dan sampai dipuncak sekitar pukul 05.00 sedangkan aku sampai puncak pukul 05.30, bah pengalaman yang mengharukan hahah, sampai di kalimati kita langsung istirahat masuk tenda, karena hari masih pagi, capek dan dingin teman-teman hahahah gerimis pun seakan menyapa hahahah, bangun jam 14.00 aku dan duo bandung mas gika dan mas ihsan memutuskan tancap gas menuju ranukumbolo, yak 14.30 kita mulai berangkat ditemani gerimis mulai berjalan menyusuri kalimati, jambangan dan sampai di oro-oro ombo yang sudah banjir sekitar mata kaki hahahah kayak dirawa-rawa film anaconda 2 hahahah kita malah main kayak di film-film wkwkwk kaga dewasa-dewasa hahahah, sampai di ranu kumbolo sepi sekali kawan hahahah hanya ada sekitar belasan tenda, akhirnya kita putuskan mendirikan tenda di depan shelter yang disediakan pihak TNBTS untuk meminimalisir efek dingin dan hujan, yak ayo kita bangun tenda, masak dan tidur hahahahah malam, hahah kita bukannya tidur malah perang kentut wkwkwk sama bercanda jorok wkwkwk sampai-sampai mbak-mbak yang tidur di dalam shelter ikut ketawa karena candaan kami, whakakak trucuk mutah karena kalah dan tak betah dengan perang kentut wkwkwkwk ngakak sampai akhirnya tidur pulas kita semua.
        malam sangatlah gerah, bahkan sleeping bed yang kami pakai terpaksa sebagianh kami lepaskan, namun dipagi hari ketika kita akan subuhan hahahahh terdengar gigilan di pojok tenda, whakakak trucuk kedinginan wkwkwk sudah makai sleeping bed sendirian masih kedinginan pula hahahahah ayo sholat sekalian kita masak-masak hahahah, pagi mendung dan kabut tipis memeluk ranu kumbolo, hjahahah total hanya ada sekitar 6-7 tenda yang berdiri di ranukumbolo, hellooo sepi dah hahahah ranukumbolo seperti milik pribadi hahahah, kita nyanyi, nari, jempalitan, narsis hahahah sepi dah wklwkkw. masak masak dimulai, berbekalkompor gas yang kemarin sudah lumayan bener hahaha kita masak mewah (menurut kami) sarden, telor, kentang, mie, roti bakar, nasi disiapkan hahahah bah ketika sudah selesai dan hampir makan, betapa kita ngiler dan sakit hati, bahan makanan yg menurut kami mewah ini (maklum pendaki alakadarnya) hahah langsung tertampar oleh masakannya mas gika dan bang ihsan, bayangkan cuma berdua tapi masakanya nasi goreng sossiz, ayam, nah tetek bengek 4 sehat 5 sempurna ada semua lah wkkwkw ya udah buat pengalaman besok kita bawa bekal yang sehat hahahah mari makan zzzzz.
       makan sudah selesai kita packing hahah perjalanan pulang siap menanti kawan-kawan hahahah kita menikmati jalan pelan-pelan hahahah santai kita mengitari ranukumbolo, bah rasanya tak akan terlupakan, samar kabut tipis pun menyelimuti tubuh kami hahahah ayo jalan terus sampai ranupane hahahah, kita berdelapan jalan santai sampai di ranupane, sudah kesorean kita nyari rombongan lain untuk mengiritkan biaya ongkos kami hahahah yap patungan-patungan duit buat kita turun hahahah  ya udah talangin dulu nanti dibawah baru totalan hahahah. sampai dah akhirnya di pasar tumpang, bah bingung tiket kereta masih besok sore, nah ini sampai besok mau nginep dimana? bah akhirnya uang iuran dikumpulkan, dan ini ini keajaiban chendol wkwkwk dia ke semeru cuma bawa uang saku 50 ribu wkwkwk aku ngakak aja kok bisa hahah yang lain pada emosi hahah walaupun sudah beli tiket pulang tapi ya masak uang saku 50 ribu wkwkwk, kita berenam kumpulin semua uang kita, hahahah ada 85ribu buat hidup 6 orang sampai pulang ke semarang hahahah mana angkot nya minta 100 ribu sampai stasiun malang kota lagi hahahaha lobi lobi sama calo dah wkwkwk aku yang katanya tua dikerubuti 4 supir hahah niatnya mau malak kayaknya wkwkwk nah yang dipalak apaan? uang aja kaga punya hahahah. tiba-tiba mas gika nawarin tumpangan hahah kita suruh gabung mas gika dan mas ihsan tidur di saudaranya yang dimalang, tapi mas gika juga blm pernah main ke rumahnya jadi kita sama-sama gak tau alamatnya hahah ya udahlah modal nekat kita akhirnya naik angkot jalur umum aja menuju terminal arjosari, masing-masing penumpang kena 10 ribu, karena harus lewat jalan memutar akibat jalanan macet, walaupun tarif normal angkot sekitar 6-7ribuan lah gpp, hahah uang kita tinggal 20ribu wkwkwkwk ngakak dah. sampai di arjosari kita ber delapan kayak gelandangan nunggu jemputan hahah kaga mas gika aja lupa wajah saudaranya apalagi kita yang kebetulan numpang bareng hahahah bengong-bengong dah wkwkwkwk. akhirnya kita ditampung saudaranya mas gika, bah makan minum terjamin, bahkan besoknya sebelum balik ke stasiun kita sempet2in juga dikasih bekal perjalanan untuk selama dikereta hahahah kita mah bahagia pastinya hahah uang 20 rebu hahahah buat bekal perjalanan sampai semarang hahahah. cus esok harinya kita berpisah ama mas gika yang ke bandung dan saudaranya mas gika yang nyelamatin kami hahahah kita naik kereta ke semarang hahahahah, capcus..... kereta berangkat, langsung saja kita makan bekal yang dikasih saudaranya mas gika hahahah, makan-makan, namun ditengah perjalanan hahahah kepalaran dan kehausan melanda, akhirnya 20 rebu buat beli 2 botol  1,5 liter air mineral dan 2 bungkus kerupuk  untuk 6 orang selama perjalanan uang sisa 10 rebu hahaha buat jaga-jaga aja kalau ada apa -apa jhahahahah selama diperjalanan camilan hanya gula jawa wkwkwkwk ayo tidur semoga tiba-tiba sudah pagi hahahah, hingga akhirnya kereta menghantarkan tidur dan kekonyolan perjalanan kami, woy mahameru tunggu kami lagi ya, makasih kabut dan ceritamu, kau adalah pondasi besar kehidupan kami, terima kasih, dan akhirnya suara gema sahur mengiringi kedatangan kami sampai di semarang :) terima kasih semeru terima kasih kabut mahameru :)

Kamis, 26 Juli 2012

ini ILUSI


pada suat ketika, ditanah kering yang hampa
duduk sembari menatap bulan yang ranum
bersama kabut dan secangkir cerita kehidupan
ada dunia yang memandang jauh kedalam diri


terhenyak, hujan turun, dan perlahan semua hilang
kabur dalam mata, berbisik dalam telinga yang kosong
tertegun, seakan tak percaya, bulan kembali menutup mata
hingar cerita berlalu seperti butiran pasir diantara debu semeru


menghela nafas, seketika terdiam, termenung
sesaat kembali bangkit dan duduk dalam peraduan
inikah sebuah kenyataan yang ada dalam memori
atukah sebesit cerita bergambar dalam dimensi 


hanya bisa tertawa dalam hati, bergumam
langkah tetap mengayun dalam ragunya
berharap ini hanya sebatas sugesti diri
hingga akhirnya kaki letih dan terhenti pada satu titik


inikah ilusi itu? hanya tetesan yang temani
berbicara lantang dalam hati, namun bibir beku
puncak.... puncak.... dan puncak...........
hanya terbekas satu kalimat, pelukan tangis datang


aku, dia, mereka, dan kita, adalah sama
berjalan dalam batas ilusi yang tak pernah tahu
berbicara dalam nada sumbang penuh kepalsuan
namun sendiri terbuka, dalam kabut Ilusi Mahameru.